Jakarta – Di negeri asalnya, Perancis produk Peugeot nyaris semuanya memiliki versi mesin diesel. Hal ini terkait dengan tren ramah lingkungan dan efisiensi BBM yang terjadi di sana. Namun kebalikannya, di Indonesia justru tak ada satupun produk Peugeot bermesin diesel.
Toh demikian, bukan berarti Peugeot Indonesia lantas diam saja dengan fenomena mesin diesel di Eropa.
“Saat ini kami sedang memasuki tahap trial pada mesin diesel Euro 5 di Indonesia. Spesifikasinya memang mengharuskan konsumsi BBM minimal Pertadex. Dan saat ini, BBM tersebut masih agak jarang didapat di Indonesia,” papar CEO Astra International Peugeot, Constantinus Herlijoso pada Selasa (26/2).
Menurutnya, meski banyak pekerjaan yang dilakukan untuk kesiapan penjualan mesin diesel, tapi tren ke depan yang menekankan produk irit dan rendah emisi akan mengarah ke mesin tanpa busi tersebut. Apalagi rencananya, selain mobil murah LCGC, pemerintah juga sedang merencanakan program mobil rendah emisi , low carbon emission vehicle program (LCEP).
“LCEP bisa menjadi peluang buat Peugeot, karena kami memiliki banyak produk dengan teknologi canggih dan irit yang sesuai dengan rencana tersebut. Jika peraturannya jelas, kami akan menantang prinsipal agar mau berinvestasi di sini. Tentu dengan tujuan menekan harga jual jika ingin serius di pasar Asia. Pasalnya, saat ini Peugeot belum memiliki fasilitas produksi di luar Eropa sehingga harganya masih relatif tinggi,” urainya. (mobil.otomotifnet.com)
Toh demikian, bukan berarti Peugeot Indonesia lantas diam saja dengan fenomena mesin diesel di Eropa.
“Saat ini kami sedang memasuki tahap trial pada mesin diesel Euro 5 di Indonesia. Spesifikasinya memang mengharuskan konsumsi BBM minimal Pertadex. Dan saat ini, BBM tersebut masih agak jarang didapat di Indonesia,” papar CEO Astra International Peugeot, Constantinus Herlijoso pada Selasa (26/2).
Menurutnya, meski banyak pekerjaan yang dilakukan untuk kesiapan penjualan mesin diesel, tapi tren ke depan yang menekankan produk irit dan rendah emisi akan mengarah ke mesin tanpa busi tersebut. Apalagi rencananya, selain mobil murah LCGC, pemerintah juga sedang merencanakan program mobil rendah emisi , low carbon emission vehicle program (LCEP).
“LCEP bisa menjadi peluang buat Peugeot, karena kami memiliki banyak produk dengan teknologi canggih dan irit yang sesuai dengan rencana tersebut. Jika peraturannya jelas, kami akan menantang prinsipal agar mau berinvestasi di sini. Tentu dengan tujuan menekan harga jual jika ingin serius di pasar Asia. Pasalnya, saat ini Peugeot belum memiliki fasilitas produksi di luar Eropa sehingga harganya masih relatif tinggi,” urainya. (mobil.otomotifnet.com)