| |
Jakarta - Macet bakal jadi topik utama berbagai media tahun ini. Jakarta diprediksi pada jam sibuk tidak akan bisa bergerak sama sekali. “Sehingga mobil-mobil yang boros bensin atau tidak hemat energi akan ditinggalkan," ujar Suhu Yo.
"Foke (Fauzi Bowo, red) sih gagal. Busway banyak yang terlantar, mobil yang tua kirnya masih bisa lewat. Kalau sudah 2 tahun gagal, bagaimana di tahun ketiga,” tambah sang Suhu.
“Kayaknya pemerintah bingung. Ini masa periode yang kedua, Foke belum tentu lagi. Air sudah mulai teratasi, cuma ini soal macet belum teratasi. Tiap hari motor baru sampai ratusan, mobil puluhan. Gimana nampungnya?,” keluhnya.
Kemacetan parah sudah dimulai awal tahun ini. Banyak ruas jalan mulai tidak bergerak. Kondisi ini bakal makin memburuk. “Sampai akhir tahun makin buruk. Sampai akhirnya presiden pun tidak bisa bergerak, dari Cikeas ke Istana sampai 5 jam,”.
Akibatnya makin banyak orang stres, mudah terpancing emosi sampai sakit pinggang. Mobil yang tidak efisien ditinggalkan, populasi motor dan angka kecelakaan makin besar. “Semua orang berebut di jalan. Tiap hari kecelakaan bakal makin rawan, terutama montor, banyak yang nggak punya SIM," paparnya.
Pemerintah pusing untuk menjalankan mobil di Jakarta. Tahun ini belum teratasi. Tahun 2015 mungkin baru mulai bisa jalan karena jembatan-jembatan mulai jadi. Saya yakin 2014 itu macet total beneran,” imbuh sang suhu.
Bukan hanya sarana jalan dan jembatan, macet perlu diatasi dengan kemauan politik dan peran warga. “Kondisi jalan raya menunjukkan situasi politik yang ada di Negara ini. Persoalan macet di Jakarta ini semestinya bisa diatasi dengan kemauan politik yang kuat untuk membenahi lalu lintas pada umumnya,”
Agak rumit, tetapi berbagai upaya harus dilakukan secara kongkret kalau tidak mau jalanan ibukota menjadi stagnan. Dengan demikian, akan terurai sedikit demi sedikit persoalan macet yang makin ke depan terasa makin menyesakkan dan menghambat aktivitas warga ibukota ini. (mobil.otomotifnet.com)
"Foke (Fauzi Bowo, red) sih gagal. Busway banyak yang terlantar, mobil yang tua kirnya masih bisa lewat. Kalau sudah 2 tahun gagal, bagaimana di tahun ketiga,” tambah sang Suhu.
“Kayaknya pemerintah bingung. Ini masa periode yang kedua, Foke belum tentu lagi. Air sudah mulai teratasi, cuma ini soal macet belum teratasi. Tiap hari motor baru sampai ratusan, mobil puluhan. Gimana nampungnya?,” keluhnya.
Kemacetan parah sudah dimulai awal tahun ini. Banyak ruas jalan mulai tidak bergerak. Kondisi ini bakal makin memburuk. “Sampai akhir tahun makin buruk. Sampai akhirnya presiden pun tidak bisa bergerak, dari Cikeas ke Istana sampai 5 jam,”.
Akibatnya makin banyak orang stres, mudah terpancing emosi sampai sakit pinggang. Mobil yang tidak efisien ditinggalkan, populasi motor dan angka kecelakaan makin besar. “Semua orang berebut di jalan. Tiap hari kecelakaan bakal makin rawan, terutama montor, banyak yang nggak punya SIM," paparnya.
Pemerintah pusing untuk menjalankan mobil di Jakarta. Tahun ini belum teratasi. Tahun 2015 mungkin baru mulai bisa jalan karena jembatan-jembatan mulai jadi. Saya yakin 2014 itu macet total beneran,” imbuh sang suhu.
Bukan hanya sarana jalan dan jembatan, macet perlu diatasi dengan kemauan politik dan peran warga. “Kondisi jalan raya menunjukkan situasi politik yang ada di Negara ini. Persoalan macet di Jakarta ini semestinya bisa diatasi dengan kemauan politik yang kuat untuk membenahi lalu lintas pada umumnya,”
Agak rumit, tetapi berbagai upaya harus dilakukan secara kongkret kalau tidak mau jalanan ibukota menjadi stagnan. Dengan demikian, akan terurai sedikit demi sedikit persoalan macet yang makin ke depan terasa makin menyesakkan dan menghambat aktivitas warga ibukota ini. (mobil.otomotifnet.com)