Irfan Haarys Bachdim: Seneng Nonton Balap

billy - Selasa, 21 Desember 2010 | 10:34 WIB

(billy - )

 
Jakarta - Kecepatan Irfan Haarys Bachdim di lapangan bola memang tidak diragukan. Hasilnya sudah cukup jelas terlihat, striker dan midfielder blasteran Malang-Belanda tersebut turut berperan dalam membawa kemenangan bagi tim Merah Putih dalam piala AFF (Asean Football Federation).

Irfan memang menikmati kecepatan. Bahkan demi sensasi lari kencang, pemilik kostum timnas Indonesia bernomor 17 ini nekat 'mencuri' motor saat masih ABG!

Godaan Kawasaki

Olahraga memang sudah mendarah daging bagi pemain bola yang mengawali kariernya di Ajax dan Utrecht ini. Pemilik postur 176 cm ini mengaku menikmati semua jenis olah raga, termasuk balap.

“Saya suka semua jenis olahraga. Saya suka nonton tenis, golf, balap, semuanya,” kata pemain Persema Malang yang ditemui usai latihan di pusat kebugaran Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/12).

Sejak masih tinggal di Belanda, lokasi fa­vorit Irfan untuk nongkrong bersama teman-temannya adalah sirkuit balap formula.

“Sa­ya suka banget mobil. Waktu saya di Belanda, sa­ya senang banget pergi ke Zandvoort buat nonton For­mula 3. Saya senang banget tuh,” bilang lajang yang doyan nonton film ini bersemangat.

Park Zandvoort merupakan sirkuit balap di Burgemeester van Alphenstraat 108, Zandvoort, Belanda. Waktu A1 GP masih berlangsung, sirkuit ini dipakai untuk seri Belanda.

Dari sekadar nonton, pemilik tato naga di lengannya ini pun tak sanggup menahan godaan melarikan motor kencang. Demi motorsport Irfan sampai berani melakukan sesuatu yang ilegal, ‘mencuri’! Irfan diam-diam menggeber motor kesayangan sang Ayah.

“Iya, saya suka motor kencang. Waktu saya umur 14 di Belanda, saya ambil motor Kawasaki ayah saya. Saya pakai muter-muter keliling kota. Tentu saja, ayah saya enggak tahu saya ambil motornya. Hahahaa,” kenangnya sambil terbahak.

City Car & Skuter

Irfan susah dihentikan saat mengejar bola di lapangan. Untungnya saat di jalan, pebola yang pernah ditolak Persija di awal kariernya ini lebih suka menikmati perjalanan dengan city car dan skuter.

“Saya nyetir mobil sendiri, tapi bukan mobil gede. Saya pakai Ford Ka, mobil yang kecil. Saya juga kadang naik motor. Motor adik saya, Vespa. Saya suka banget, desinnya bagus banget,” bilang Irfan.

Begitu bermain di Indonesia, Irfan pun cepat menyesuaikan. Ia tidak punya SIM Indonesia, tapi membekali diri dengan SIM Internasional. Begitu tinggal di Malang, kelahiran Amsterdam, 11 Agustus 1988 ini pun enggak kalah gaul dengan para Kera Ngalam, sapaan anak-anak Kota Malang. Ia biasa wara-wiri dengan mobil dan motor paling populer di sana, skutik.

“Di Malang saya nyetir Honda Jazz. Malang agak lebih sepi dibanding Jakarta, jadi lebih gampang nyetir di sana. Kadang-kadang saya naik motor juga, skuter. Motornya gampang banget,” papar Irfan.

Tapi lain Malang, lain pula Jakarta. Irfan langsung tertawa sambil menggelengkan kepala saat ditanya kemungkinan nyetir sendiri di Jakarta,

“Saya enggak pernah coba-coba nyetir di sini di Jakarta.” Salah satu alasan yang bikin ngeper, macet dan jalan yang dipenuhi bikers. “Ahhh, mereka gila. Kadang saya pikir mereka pengin mati selagi naik motor ya. Mereka berani banget. Tapi anehnya, saya kok jarang lihat kecelakaan ya di sini. Berarti mereka bagus ya?” papar atlet yang kini memiliki ribuan fans wanita ini.

Tapi walaupun Irfan kini dipuja bak bintang, ia mengaku cuma orang biasa. Untuk menggambarkan dirinya, ia bahkan tak memilih mobil sport yang seksi atau SUV yang macho. “No... I’m Opel Corsa. Karena itu mobil biasa, mobil normal. I’m just a normal guy who plays football, that's it...”  (mobil.otomotifnet.com)