Meski kebanyakan orang menjelaskan bahwa Stoner lebih lihai menggunakan motor Ducati, namun tidak tidak cukup hanya menjelaskan bahwa gaya balapnya lebih cocok dengan karakter Ducati yang susah berbelok. Rossi pun memaparkan pandangannya tentang komparasi gaya balap yang selalu dijadikan dalih, sehingga Rossi tak sukses menggunakan Ducati.
“Saya mengakui bahwa Stoner memang punya gaya balap yang unik. Nah di tahun 2007, ia masih muda dan masih mencari adaptasi gaya balap yang sesuai dengan dirinya. Hal itu memudahkan ia lebih cepat beradaptasi dengan motor Ducati. Bahkan bisa dikatakan ia besar bersama motor tersebut. Gaya balap itulah yang dibawanya hingga sekarang, dan ia bisa mengendarai motor yang karakternya lebih user friendly,” jelas Rossi.
Paparan Rossi ada benarnya juga, sebab Rossi sendiri sepanjang karirnya di MotoGP selalu menggunakan motor Jepang dengan karakter yang sesuai dengan gaya pembalap pada umumnya. Sementara saat bergabung dengan Ducati, ia tentunya tidak bisa mengubah begitu saja karakter yang sudah melekat kuat pada dirinya.
Selain membeberkan alasan mengapa Stoner sangat sukses di Ducati, ia juga berbicara tentang kemungkinan perpanjangan kontrak yang bakal berakhir musim ini. Jika Ducati tidak kunjung kompetitif pada sosok Rossi, mungkin legenda balap MotoGP itu akan memilih hengkang ke tim lainnya. Hmm, mungkinkah kembali lagi menggunakan Honda atau Yamaha? atau memilih untuk membujuk Suzuki secepatnya balik ke MotoGP? who knows! (otosport.co.id)