Ini Dia Proses Pembuatan Esemka

billy - Jumat, 13 Januari 2012 | 07:05 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Hadirnya mobil Esemka yang dirakit oleh anak-anak SMK di Tanah Air, ternyata masih menimbulkan tanda tanya besar. Kenapa sih SMK membuat mobil, dan bagaimana awalnya mobil ini bisa lahir?

HOME INDUSTRY
Perjalanan ceritanya cukup panjang, bahkan bisa dibilang terkait area perdagangan bebas di Asia tahun 2010. Salah satu efeknya, Indonesia akan kebanjiran barang-barang dari luar negeri yang lebih murah.

Fokus pun ditujukan guna menunjang pertumbuhan UKM, memacu industrialisasi berbasis home industry. “Nah SMK juga mengantisipasi dan mendukung program tersebut dengan program industri berbasis sekolah sehingga SMK menjadi tulang punggungnya. Dengan program pembelajaran industri kreatif sesuai jurusannya.

Misal jurusan elektronika membuat LCD proyektor, yang TI merakit laptop, yang otomotif membuat mobil ini. Ketika itu tahun 2009 dan saya terlibat langsung,” papar Budi Martono, koordinator pembelajaraan Industri Kreatif dari SMKN 2 Surakarta.

Menurutnya, sebelum membuat prototipe mobil, unit mesin dirakit dahulu, tentunya juga melalui program pembelajaran. Yaitu pro engineering, dimana siswa SMK diajari membuat desain blok mesin serta komponen engine lainnya.

Lalu ketika gambar kerja jadi, dilanjut eksekusi casting dan dirakit menjadi mesin (sekitar tahun 2009). Apakah dibuat dari nol? Tidak juga. “Kita lihat di sekitar ada apa saja,” ujarnya.

Saat itu jadilah sekitar 200 unit mesin, 19 unit dikirim ke Solo. Lantas di tahun 2011, SMK di Indonesia merakit sekitar 1.000 unit. Sekitar 200 unit diantaranya, saat ini dirakit di SMK Warga Surakarta.

“Nah komponen mesin yang bisa dibuat di Indonesia, dibuat di sini tentunya melibatkan industri mitra SMK. Yang tak bisa dibuat, ya dicarikan. Misal ring piston, katup, peranti injeksi,” kata Totok, sapaan karibnya. Singkatnya mesin berlabel Esemka 1.5i twincam 16 valve tersebut rampung.

Setelah perencanaan mesin rampung, proses prototipe perakitan mobil termasuk bodi dan lainnya dilakukan. “Waktu itu di tahun 2009-2010 awal, siswa merakit mobil menjadi mini truk, unit double cabin dan SUV. Dipandu oleh PT AIK (Autocar Industri Komponen) Jakarta.

Saat itu, dirakit oleh beberapa SMK di antaranya SMK Warga, SMKN 2, SMKN 5, SMK Muhamadiyah 2 Borobudur dan SMKN 1 Singasari. Semua itu ditujukan untuk pembelajaran siswa dan nyatanya mereka bisa.

“Di tahun 2010 lalu, kami mendapatkan anggaran untuk merakit mobil, jadilah yang besar (unit tersebut saat ini bisa dilihat di Solo Techno Park). Nah, unit dengan Kiat Motor, adalah mobil SUV yang pertama dirakit di AIK. Tentunya menjalani proses lagi, jadilah mobil itu. Yang digunakan hanya sasis dan mesin. Karena bodinya sudah diubah,” papar Heru Munandar, kepala sekolah SMK Warga Surakarta. Maksudnya adalah mobil yang digunakan Walikota dan Wakil Walikota Surakarta ini.

Menurutnya, tujuan pembelajaran bisa disebut berhasil, prototipe itu di tahun 2009-2010 silam pernah dipamerkan. Seperti di pasar Seni Ngarsopuro dan Solo Square. Saat itulah dilihat Jokowi.

Secara berkelakar dia ingin menggunakan mobil itu. Akhirnya di tahun 2011 mobil tersebut dirakit dalam kaitannya pembuatan bodi oleh siswa SMK (kelas 2 dan kelas 3) dibimbing oleh Sukiyat dari Kiat motor. Khususnya dua mobil Esemka Rajawali untuk Jokowi dan wakilnya.

Bengkel yang berlokasi di jalan Jogja Solo km. 4, Ngaran, Klaten itu memang merupakan mitra industri SMK. Di sana, para siswa (dari SMKN 2 dan SMK Warga) secara bergantian memodifikasi bentuk plat untuk bodi mobil serta proses pengecatan.

Prosesnya pun diakui Sukiyat, menggunakan proses handmade. Yakni pelat besi dikenteng manual. Disana pembuatan bemper, grill, kap mesin, pintu, fender dan sebagainya dilakukan, berikut proses pengecatan. Prosesnya termasuk ngebut, sekitar 4 bulanan.

Hingga kini, proyek pembelajaran ini masih berlangsung. Misalnya perakitan mesin dipusatkan di SMK Warga.Sedangkan Solo Techno Park menjadi tempat praktek bersama SMK untuk assembly. “Assembly line yang seperti ini, di Indonesia ada 23 tempat,” lanjut Totok. (mobil.otomotifnet.com)