| |
Jika kebanyakan orang mengatakan Valentino Rossi dan Jeremy Burgess adalah dua orang yang sangat super dalam menciptakan motor terbaik, namun tidak bagi Livio Suppo. Mantan manajer teknis di tim Ducati saat Casey Stoner meraih titel juara dunianya tahun 2007 itu, secara terang-terangan mempertanyakan hal tersebut.
"Tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah puncak kejayaan motor Yamaha M1. Banyak orang menyebutnya motor terbaik, karena motor ini disetting atas kolaborasi Rossi-Burgess. Apalagi motor tersebut mampu meraih kemenangan baik oleh Rossi maupun Lorenzo. Tapi jika Rossi-Burgess bisa membuat motor terbaik, kenapa sebelum tahun 2008, tidak pembalap Yamaha lain yang bisa menang dengan motor tersebut?" ungkap Suppo.
Apa yang diungkapkan oleh Suppo ini, memang cukup masuk akal. Mengingat dari 29 jumlah kemenangan yang bisa dicetak oleh Yamaha M1, tidak satu pun diraih oleh pembalap Yamaha lain, kecuali Rossi. Harusnya jika ini motor terbaik, Colin Edwards yang jadi rekan Rossi sejak tahun 2005, juga bisa meraih kemenangan.
Satu-satunya pembalap yang sering menang dengan motor Yamaha, justru hanya terjadi dari tahun 2008 hingga tahun 2010, yaitu Jorge Lorenzo. Dan di tahun inilah Yamaha M1 baru disebutkan sebagai motor terbaik.
"Saya yakin tanpa masuknya Lorenzo ke tim Yamaha tahun 2008 lalu, tidak akan ada orang yang mengatakan bahwa ini Yamaha motor terbaik di MotoGP. Karena selama 4 tahun pertama Rossi di Yamaha (2004, 2005, 2006 dan 2007), belum ada yang mengatakan Yamaha M1 adalah motor terbaik," pungkas Suppo yang saat ini menjabat sebagai manajer pemasaran di tim Repsol Honda.
Nah, jika melihat hasil sesi tes di Sirkuit Sepang, Malaysia pekan lalu hari kedua (2/2), Honda tentu bisa merebut kembali predikat motor terbaik musim ini. Dimana 5 dari 6 pembalap tercepat, merupakan pembalap yang menggunakan motor Honda. Dan ini merujuk kebenaran dari teori Suppo. Motor terbaik harusnya membawa beberapa pembalapnya meraih hasil terbaik.
Kita tunggu buktinya di sesi tes resmi MotoGP selanjutnya! ***
"Tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah puncak kejayaan motor Yamaha M1. Banyak orang menyebutnya motor terbaik, karena motor ini disetting atas kolaborasi Rossi-Burgess. Apalagi motor tersebut mampu meraih kemenangan baik oleh Rossi maupun Lorenzo. Tapi jika Rossi-Burgess bisa membuat motor terbaik, kenapa sebelum tahun 2008, tidak pembalap Yamaha lain yang bisa menang dengan motor tersebut?" ungkap Suppo.
Apa yang diungkapkan oleh Suppo ini, memang cukup masuk akal. Mengingat dari 29 jumlah kemenangan yang bisa dicetak oleh Yamaha M1, tidak satu pun diraih oleh pembalap Yamaha lain, kecuali Rossi. Harusnya jika ini motor terbaik, Colin Edwards yang jadi rekan Rossi sejak tahun 2005, juga bisa meraih kemenangan.
Satu-satunya pembalap yang sering menang dengan motor Yamaha, justru hanya terjadi dari tahun 2008 hingga tahun 2010, yaitu Jorge Lorenzo. Dan di tahun inilah Yamaha M1 baru disebutkan sebagai motor terbaik.
"Saya yakin tanpa masuknya Lorenzo ke tim Yamaha tahun 2008 lalu, tidak akan ada orang yang mengatakan bahwa ini Yamaha motor terbaik di MotoGP. Karena selama 4 tahun pertama Rossi di Yamaha (2004, 2005, 2006 dan 2007), belum ada yang mengatakan Yamaha M1 adalah motor terbaik," pungkas Suppo yang saat ini menjabat sebagai manajer pemasaran di tim Repsol Honda.
Nah, jika melihat hasil sesi tes di Sirkuit Sepang, Malaysia pekan lalu hari kedua (2/2), Honda tentu bisa merebut kembali predikat motor terbaik musim ini. Dimana 5 dari 6 pembalap tercepat, merupakan pembalap yang menggunakan motor Honda. Dan ini merujuk kebenaran dari teori Suppo. Motor terbaik harusnya membawa beberapa pembalapnya meraih hasil terbaik.
Kita tunggu buktinya di sesi tes resmi MotoGP selanjutnya! ***