Nyatanya berhasil menghadirkan 30-an unit mobil dan 100-an motor baik orisinal maupun yang berlabur unsur kustom. Sebut saja Suzuki ST 20, atau yang ngetop disapa Suzuki truntung, milik Murty Wibowo, punggawa bengkel SAS4wd solo itu. Tampak keren tampil ala Puch Styer. Diatasnya ada motor kategori moped bermesin 50cc, berlabel Sachs yang dimodifikasi cafe racer. Keren bro.
Ada pula Ford Deluxe lansiran 1946, yang bersebelahan dengan Plymouth, berwarna hitam kelam nan resik. Sepintas kedua mobil itu sama. Namun beda. berdasar info mobil Ford Deluxeb1946 itu milik Wawan ketua PPMKI Surakarta.
Dari sisi motor juga keren bro. Diantaranya Honda Custom berbasis CB 450 yang bodinya berselimuti carbon kevlar. Ada pula H-D sportster yang punya nama Barry in Heaven. Motor itu yang usung style chopper itu tampak sempurna tampilannya.
Eits ada juga Triumph GT 50 yang punya julukan Flyng Don Juan, built by IAAC Bali dengan torehan painted bt Free Flow. Koleksi pasukan Solo Vintage Trail, yang berisi motor trail lawas, Suzuki TS jadul, Yamaha DT, Honda XL 125 yang tampil klasik nan resik juga bisa dilihat di sini.
"Sesuai nama even Burn Out, seperti roda belakang mobil atau motor yang spin kencang dan hasilkan asap. Nah asapnya itu kemana-mana. Mengalir saja," ungkap Ardiyan Taufik, konseptor acara dari komunitas Kick Tengkleng Motor Cullinary. Ardiyan juga mengamini, gelaran ini akan menjadi agenda tahun di Solo.
Ditunggu! (otomotifnet.com)