Penyelenggaraan balap di tangan Sadikin Aksa, ketua PP IMI baru masih menimbulkan tanda tanya. Namun melihat semangatnya, kemungkinan akan banyak mengandalkan promotor nasional untuk mengangkat value kejuaraan nasional.
Jakarta - OTOMOTIF pun mencoba menggali lebih jauh mengenai kepromotoran ini dengan masternya promotor event otomotif nasional, Helmy Sungkar. Bukan apa-apa, dengan puluhan tahun bergelut di bidang penyelenggaraan event otomotif, banyak prinsip dan nilai yang dapat dijadikan panduan bagi promotor masa kini. Menurutnya, untuk penyelenggaraan kejuaraan nasional pihaknya selalu melibatkan penyelenggara di daerah.
“Trendy mengajak klub-klub (promotor lokal). Kita biayai semua. Anggota dia kita masukkan supaya know how berjalan dan ada grade penyelenggaraan,” ucapnya. “Jangan ada orang bikin event dilepas, nih, gue kasih segini, lu jalan. Terserah kalau mau cari sponsor. Itu sebenarnya enggak mendidik,” lanjutnya. Ia menegaskan misi utamanya bukanlah mencari untung.
Melainkan membesarkan event sehingga pembalap pun punya kebanggaan, termasuk sang anak, Rifat dan Rizal Sungkar yang terjun di reli. “Saya ingin membesarkan event ini sehingga pembalap pun punya kebanggaan,” terang pria kelahiran 17 April 1952 ini. Salah satu hal yang paling menarik adalah statementnya mengenai urusan dana penyelenggaraan.
“Dapat dari sponsor lalu potong di depan (masuk kantong sebagai keuntungan). Saya enggak pernah begitu. Jalankan saja sesuai planning. Kalau ada lebih alhamdulillah, kalau enggak, jalani seperti biasa,” tuturnya. Nah, lebih lengkapnya kami rangkum obrolan panjang dengan Helmy Sungkar dalam tips-tips berikut ini. Anda penonton, juga bisa melihatnya sebagai panduan, apakah event yang Anda kunjungi digarap baik atau tidak. • (otomotifnet.com)
Beberapa kunci sukses Helmy Sungkar dalam menggarap event balap
1. Jangan pelit memberi informasi kepada calon peserta. Artinya orang mesti tahu dengan jelas, akan ada apa. Berikan informasi sejak jauh-jauh hari. “Jadi ada orang spesial yang mengurus hal ini. Kalau dikasih ke pihak ketiga tapi ternyata mereka tidak menjiwai, akan kacau,” ujar Helmy seraya bilang kini lebih mudah karena ada internet.
2. Setiap event dibuat menjadi demamnya setiap calon peserta. “Saya ceritakan eventnya seperti ini, kalau menang begini, fasilitasnya begini, itu kita kasih tahu semua. Akhirnya orang tahu apa yang dia mau ikuti dan orang tahu menyesalnya kayak apa kalau enggak ikut. Dan adalah cerita yang sebenarnya”.
3. Jadwal enggak boleh mundur. “Kalau tim sudah kontrak dengan perusahaan (sponsor), kasihan perusahaannya. Mereka sudah siap promosi. Belum kalau perusahaan sudah menjadwal pasang iklan. Jadi jadwal balap jangan sekali-sekali berubah”.
4. Usahakan adanya fasilitas peserta. “Soal angkutan, saya bicara ke perusahaan angkutan untuk memberi diskon besar. Dan saya enggak mau ambil diskon itu, saya kasih ke peserta. Hotel, saya enggak menaikkan harga kamarnya karena bukan bidang saya mencari keuntungan di situ. Makanya kita cari jalan supaya tidak mahal buat peserta”.
5. Libatkan pers dan media. “Informasikan dari jauh hari, jangan pelit hanya di ujung (pas event) saja. Sebelum event bikin jumpa pers, di situ ekspose mulai masuk”. “Pernah ada sponsor bilang, (biaya akomodasi) pers di Jakarta murah karena orangnya kan di Jakarta, enggak menginap. Saya jawab kalau event di daerah biasanya ada 8 media lokal dan dari Jakarta 10 jadi 18 media. Tapi mau tahu ada berapa media yang datang ke event di Jakarta? Ada 46! Mau bilang murah bagaimana”.
6. Jalin hubungan kemanusiaan dengan calon peserta. “Jangan bilang, ah lu butuh gue. Tapi buka hati. Kita juga enggak tahu dia punya uang atau enggak. Anggap semua sama, punya kesempatan”. “Makanya kenapa sprint rally bisa bertahan 14-15 tahun sukses, karena saya rangkul semua orang. Bahkan semua orang yang belum punya mobil reli sekalipun. Dulu pikap boleh kan, kenapa? Karena dia punyanya cuma itu. Jadi ikuti tren dan kondisi yang ada seperti apa”.
7. Bikinlah event yang bagus kemeriahannya. “Bukan apa-apa. Buat apa bikin event yang tidak memberi nilai tambah buat dia (sponsor). Saya juga pikir kan, dia bertanggung jawab sama perusahaan”. “Jika janji A, B, C kalau perlu kasih A, B, C, D, E. Dia dapat bonus kan. Contoh sponsor utama boleh pasang 20 umbul-umbul. Saya bilang pasang 40. Memang rugi karena itu bayar pajak kan. Tapi saya pikir dia sponsor utama dia pasang 40 umbul-umbul. Sementara co-sponsor pasang 10, hanya empat kali lipat. Tapi uangnya, sponsor utama 10 kali”.
8. Urusan perizinan di daerah perlu persiapan. “Hampir semua event saya terbang sendiri seminggu sebelumnya. Kadang perizinan kita serahkan ke orang di daerah, mereka bilang beres, nyatanya belum selesai”. •
(Selanjutnya: Mengenai Trendypromo Mandira)