Kenyamanan di luar dugaan untuk sebuah entry luxury sedan, bisakah mengimbangi harganya yang juga di luar batas normal?
Jakarta - Teringat momen ketika world premiere-nya di London, cukup menyenangkan ketika mengetahui pabrikan Inggris ini mencoba menghentikan dominasi Jerman dalam kelas entry level luxury. Sayang, rasanya hal tersebut terasa mustahil saat akhirnya Jaguat XE 2.0t Prestige mendebut di Indonesia.
Harga yang luar biasa mahal, jauh di atas para pesaingnya membuat rasanya tidak mungkin untuk mayoritas pembeli Mercedes-Benz C-Class dan BMW Seri 3 untuk lari ke Jaguar. Namun beruntungnya juga di dalam negeri, mobil yang diproduksi di Solihull ini tetap memiliki keunggulan eksklusivitas. Bagaimana pun, dapatkah XE memperbaiki image sedan mewah entry level dari Inggris yang beberapa tahun lalu sempat dirusak X-Type? • (otomotifnet.com)
Desain & Dimensi
XE terlihat mirip dengan keluarga Jaguar lainnya, seperti XF dan XJ. Namun perhatikan lebih dalam, ternyata banyak yang membuatnya lebih menarik. Bagian belakang terispirasi sports coupe, F-Type, dengan atap belakang yang menukik. Konsekuensinya jelas, masuk ke kabin lebih sulit. Sudah 3 orang redaksi OTOMOTIF yang tidak sengaja, kepalanya terbentur atap ketika ingin masuk kabin, itu pun masing-masing di sisi pintu yang berbeda.
Bagian depan unmistakably a Jag! Gril honeycomb besar dengan logo kucing melompat di tengah membuat setiap satpam kompleks mana pun memberi hormat ketika kami lewat. Duduk di interior, desain unik door trim bertingkat kerap membuat kami salah menekan tombol memory seats ketika ingin membuka jendela depan. Sayangnya, beberapa kualitas interior seperti paddle shift, tombol audio setir yang seperti joystick dan beberapa bagian di konsol tengah sedikit kurang mencerminkan kemewahan.
Performa & Konsumsi
Dengan mesin 1.999 cc dan turbocharger, performa XE tidak begitu mencolok. Waktu 7,3 detik untuk mencapai 100 km/jam tergolong biasa saja di kelasnya, secara C 200 Avantgarde yang memiliki spek dan harga jauh di bawahnya, hanya terpaut sedikit. Namun pilihan Jaguar untuk memakai tranmsisi ZF 8-percepatan di XE terasa menyenangkan.
Responnya ketika sedang dibawa santai lalu tiba-tiba di-kickdown memang tidak terlalu instan. Seakan perlu waktu sesaat, agar girboksnya berpikir untuk downshift dan sedikit waktu untuk turbo memenuhi boost yang dibutuhkan. Namun sedang bermanuver di putaran tengah atau ketika menggunakan paddle shift, perpindahan gigi pun terasa ekstracepat. Oh, sebagai bonus, kombinasi suara mesin dan knalpot di putaran tinggi terdengar cukup merdu.
Bodi yang ringan ternyata juga berimbas baik pada konsumsi. Lihat saja, hasil dari MID setelah mengitari kota Jakarta dan sekitarnya lebih dari 500 km, tetap bertahan di angka 9,5 km/liter. Lebih spesial penggunaan transmisi close ratio dan bergigi banyak, sehingga saat konstan di kecepatan 100 km/jam, putaran mesin tetap bertahan di 1.800 rpm dan cukup membakar 4,6 liter bahan bakar RON 95 tiap 100 km.
Kenyamanan
Seperti sewajarnya sedan entry luxury, posisi duduk yang ditawarkan KENYAMANAN rendah dan suportif, termasuk pengaturan elektris lengkap dan lumbar yang dapat dinikmati pengemudi dan penumpang depan. Jok yang digunakan tidak sekeras Seri 3, namun belum senyaman C-Class.
Yang membuat kami kagum adalah tingkat kenyamanan yang ditawarkan saat berjalan. Berbeda dengan mayoritas di kelasnya yang kini hanya mengejar segi dinamis dengan mengorbankan kenyamanan, bantingan Jaguar berkode bodi X760 ini cukup empuk dan tetap membuat betah meski digunakan untuk perjalanan jauh sekalipun.
Handling
Meski mengira bagian ini akan dikambing hitamkan karena sektor kenyamanan dipertahankan, ternyata XE tetap terasa dinamis dan fun to drive saat dikemudikan. Berkat struktur aluminiuminstensive, dimana 75% dari bodi sudah menggunakan bahan ringan tersebut, membuat manuver dengan sedan mewah ini terasa menyenangkan. Best of both worlds? Yeah…
Tanpa setting damper yang dapat diubah pun, dimensi kompak XE dan beratnya yang ringan juga meminimalkan body roll. Kami juga memuji setir dengan EPS yang cukup komunikatif dan tetap ringan di kecepatan rendah, meski memang belum membuatnya seengaging seperti Seri-3.
Fitur
Dengan harga off the road jauh di atas 330i atau C 250 AMG, sudah sewajibnya XE varian Prestige ini memiliki fitur banyak. Lanjut lagi, cornering light LED yang cukup terang, high beam otomatis, ASPC (All Surface Progress Control), cruise control hingga bagasi elektrik pun bisa dijadikan sarana pamer.
Namun beberapa hal seperti penggunaan layar sentuh 8 inci Jaguar InControl, dirasa kurang cocok untuk sebuah sedan mewah. Pasalnya, hampir semua pesaingnya memiliki solusi lebih baik dengan pengendali rotari maupun touch pad, yang membuat menyentuh layar terasa old school, apalagi ketika sistemnya kurang responsif.
Absennya sistem audio premium juga membuat perjalanan jauh sedikit hampa. Bahkan dengan setting bass maksimum dan treble diturunkan pun, frekuensi tinggi dari tweeter terasa terlalu menyerang dan minim dentuman bass yang berarti.
Data Spesifikasi Jaguat XE 2.0t Prestige
Mesin 2.0 L 4-silinder segaris dengan turbocharger
Kapasitas 1.999 cc
Tenaga Maksimum 197 dk @ 5.500 rpm
Torsi Maksimum 280 Nm @ 1.750 - 4.000 rpm
Transmisi Otomatis 8-percepatan
Dimensi (p x l x t) 4.672mm x 2.075 mm x 1.416 mm
Wheelbase 2.835 mm
Ground Clearance 200 mm
Sistem kemudi EPAS (Electronic Powered Assisted Steering)
Suspensi Depan MacPherson Strut dengan Per Keong
Suspensi Belakang 4-Link Lateral Rod dengan Per Keong
Rem Depan/ Belakang Cakram dengan ABS/ Teromol
Kapasitas Tangki 63 liter
Harga Rp 1,099 miliar off the road
data test
0 – 60 km/jam 3,6 detik
0 – 100 km/jam 7,3 detik
40 – 80 km/jam 3 detik
0 – 201 m 10,1 detik
0 – 402 m 15,3 detik
Data Komsumsi
Dalam Kota 9,5 km/liter
Luar Kota 13,7 km/liter
Konstan 60 km/jam 22,3 km/liter
Konstan 100 km/jam 21,7 km/liter
Testimoni
Andrew Soebali, Pengguna All New Toyota Corolla Altis 1.8 V 2015
Bentuknya memang keren sih ya Jaguar, kelihatan unik kalau pakai di jalanan Indonesia. Saya juga suka kabinnya, terlihat modern banget dan sporti juga soalnya pakai warna interiornya hitam. Tapi kok harganya sampai segitu ya? Sudah setingkat dengan BMW Seri 5 dan Mercedes-Benz E-Class…
Pesaing
Mercedes-Benz C 250 AMG
Mesin: 4-silinder 1.991 cc dengan
turbocharger
Tenaga / Torsi: 211 dk @ 5.500 rpm / 350 Nm
@ 1.200 – 4.000 rpm
Transmisi: Otomatis 7-percepatan
Harga: Rp 849 juta off the road
BMW 330i M Sport
Mesin: 4-silinder 1.998 cc dengan
turbocharger
Tenaga / Torsi: 252 dk @ 5.200 – 6.000 rpm /
350 Nm @ 1.450 – 4.800 rpm
Transmisi: Otomatis 8-percepatan
Harga: Rp 849 juta off the road