Jakarta - Respon positif pasti didapat Honda dari program 'Saatnya Punya Honda' yang digelar selama 11 hari di pameran otomotif nasional beberapa waktu lalu. Banyak konsumen yang tertarik dan memutuskan untuk mengambil program pembelian tersebut.
Disaat pabrikan lain berlomba tawarkan diskon, Honda malah menawarkan program beresiko tinggi tersebut. Kenapa beresiko tinggi? Karena punya potensi kredit macet yang tinggi.
Apalagi khusus program Balon Payment, juga berpengaruh pada berapa harga jual kembali mobil Honda setelah kredit berakhir dan masih menyisakan hutang. Lalu bagaimana cara Honda mengantisipasi masalah ini?
"Kita sudah perhitungkan. Kredit macet Honda selama ini juga sangat rendah, hanya nol koma sekian, sehingga kami berani. Perawatan mobil harus baik, agar harga jualnya stabil nanti, juga tanpa diskon," ujar Direktur Marketing dan Aftersales Service Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy.
Namun tetap ada tantangannya. Dimana tidak semua konsumen bisa mendapat kesempatan dari program ini. "Data finansial konsumen juga harus bagus, nanti disurvey seperti pengajuan kredit pada umumnya," tambah Jonfis.
Hanya saja, seperti diutarakan beberapa tenaga penjual, memang proses pengajuan kreditnya jadi lebih ketat. "Enggak punya cicilan kredit lain, tempat tinggal enggak ngontrak, suami istri berpenghasilan. Bahkan ada rekam jejak kepemilikan rumah untuk memperkuat," ujar salah satu tenaga penjual Honda.
Sehingga, bermunculan keluhan dari beberapa konsumen yang kemarin sudah sempat membayar Booking Fee untuk ikutan program ini. Dari sekian banyak calon konsumen, kabarnya banyak yang tidak disetujui pengajuan kreditnya.
"Sudah menunggu lama, belum ada kabar. Padahal syarat-syarat semua sudah dipenuhi. Kalau nantinya tidak disetujui juga, lalu untuk apa ada program tersebut? Kenyataannya sulit juga," ujar Andika, salah satu konsumen yang sudah mengajukan SPK Honda Mobilio.
Bahkan, jangankah yang sudah SPK, saat pameran kemarin setelah mengetahui informasi tersebut dari pemberitaan di media, banyak konsumen tertarik dan datang untuk bertanya lebih detail.
Tapi program tersebut seolah 'menghilang' begitu saja saat konsumen menanyakan pada tenaga penjualnya dan menawarkan paket kredit normal pada umumnya. Apakah ini berkaitan dengan batasan jumlah subsidi yang sudah memenuhi target?
Atau memang program beresiko tinggi ini hanya untuk konsumen-konsumen pilihan saja, Honda?