Kurang Dari Setahun Penjualan Pertalite Naik 700%, Premium Makin Tersisih

Dimas Pradopo - Kamis, 24 November 2016 | 08:47 WIB

(Dimas Pradopo - )

Jakarta - Bahan bakar Pertamina dengan research octane number (RON) 90, Pertalite mulai diminati konsumen Indonesia. Bahan bakar ini dirasa cocok dengan teknologi mesin motor saat ini yang mayoritas memiliki rasio kompresi 9 sampai 10:1.

Saat ini jarang sekali motor yang pakai kompresi di bawah 9:1, spesifikasi yang cocok dengan bensin jenis Premium. Kecocokan rasio kompresi dan spesifikasi bahan bakar tentu saja menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, efeknya performa lebih baik dan konsumsi bensin lebih hemat.

“Keunggulan tersebut membuat permintaan terhadap Pertalite sangat tinggi dan terus meningkat,” buka Awan Raharjo, Senior Sales Executive PT Pertamina (Persero) wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Lebih rinci, Ia menjelaskan jika pada Januari 2016 permintaan Pertalite secara nasional hanya 3.500 kilo liter per hari, namun pada akhir Oktober sudah meningkat hingga 28.000 kilo liter lebih per hari. “700 % naiknya,” ucap Awan seraya menjelaskan jika kesadaran masyarakat pada bahan bakar berkualitas membuat Premium turun dengan sendirinya.

Premium yang awalnya mendominasi sampai 80% dibanding seluruh bensin Pertamina, kini tinggal 50% saja. Ketika ditanya apakah Pertamina sengaja menambah dispenser khusus Pertalite untuk menggantikan Premium, Awan menyebut hal itu terjadi sesuai permintaan konsumen.

"Pengelola SPBU melihat antrian di dispenser khusus Pertalite sangat panjang, tidak mungkin dibiarkan dan membuat konsumen tidak nyaman. Makanya ditukar dengan jenis bahan bakar lain yang peminatnya tidak terlalu besar, salah satunya dengan Premium," ungkapnya.

Awan juga menjelaskan jika di awal peluncurannya, Pertalite banyak dibeli oleh pengguna mobil. Tapi kini, konsumen motor juga besar, kurang lebih 50:50," tutupnya. (Otomotifnet.com)