Otomotifnet - Jorge Lorenzo berhasil menapaki podium Jerez (7/5) lalu di atas Ducati Desmosedici GP yang merupakan kuda besi yang susah tampil bagus di trek 4,423 km itu dan JL99 membuktikan bila dirinya berhasil mempersembahkan podium ketiga yang dia bilang rasanya sudah seperti juara.
Ngomong-ngomong ternyata ada perilaku berbeda yang sebelumnya tidak dilakukan Jorge Lorenzo untuk mengakrabi Desmosedici GP, yaitu dia sebelumnya tidak pernah menggunakan rem belakang di saat balapan, bersama Desmosedici GP dia melakukannya, hasilnya dia juara lho, eh podium ketiga.
Kenapa Jorge Lorenzo harus mengubah kebiasaan dari yang tidak pernah melakukan memakai rem belakang dan musim ini harus membiasakan itu.
"Sebenarnya di balapan itu pembalap hanya fokus di rem depan, namun untuk motor di atas 240 dk lebih pengereman depan masih dirasa kurang optimal sehingga pembalap memakai rem belakang," terang M. Fadli, pemilik dan mentor 43 Racing School saat dihubungi redaksi.
Ditambahkan pula aplikasi rem belakang itu juga tergantung setting motor yang diinginkan pembalap, si pembalap pengin engine brake yang lebih besar atau sedikit.
Selain itu juga aplikasi rem belakang itu tergantung dari gaya balap alias riding style si pembalap.
"Jorge Lorenzo itu pembalap dengan riding style yang halus jadi dia tidak mensetting motor dengan less engine brake dan nggak memakai rem belakang," imbuh M. Fadli yang mendapatkan Otomotif Award 2017 kategori Inspring People itu.
Nah, Jorge Lorenzo sejak 2008 alias 9 musim lamanya menunggangi Yamaha yang motornya memang amat sesuai dengan riding stylenya.
"Saat saya bergabung dengan Yamaha dan bisa langsung kencang karena motor itu dibikin sesuai gaya balap saya. Di motor baru ini memang belum terbiasa menggunakan rem belakang, tapi cepat atau lambat saya akan terbiasa," beber Jorge Lorenzo.
Jadi Jorge Lorenzo mulai memahami dan mengakrabi karakter Ducati seperti apa dan sedikit mengubah perilaku balapnya yang mungkin bakal sering-sering memakai rem belakang. (otomotifnet.com)