Jakarta-Rem merupakan salah satu perangkat yang sangat vital di motor.
Karena fungsinya sebagai penghambat laju sehingga bisa pelan sampai akhirnya berhenti.
Makanya kinerjanya harus selalu dalam kondisi fit, termasuk pula kondisi kampasnya.
Kampas harus punya ketebalan layak, jangan sampai kurang dari batas minimal atau malah terlewat.
Kalau itu terjadi bukan hanya mengundang bahaya tapi juga bisa merusak komponen lain.
Buat deteksi kelaikan rem cakram, ciri paling mudah kampas mulai tipis bisa dilihat dari tabung minyak rem.
Jika volume turun mendekati batas minimal, artinya kampas sudah tipis karena minyak rem pindah memenuhi kaliper mendorong piston.
Sedang kalau melihat kampasnya dengan diintip dari depan atau belakang, patokannya adalah cerukan yang ada di kampas rem.
Itu merupakan penanda ketebalan kampas rem.
Kalau diukur jika dilepas, minimal tebalnya 0,8 mm.
Seandainya kampas menipis dan dibiarkan, lama-kelamaan kampas habis dan tersisa besinya.
Cirinya akan terjadi gesekan karena besi ketemu besi.
Kalau dibiarkan terus maka pengereman enggak pakem dan cakram kemakan. Malah mahal tuh gantinya.
Untuk rem teromol, cara mendeteksinya tentu saja berbeda namun sama mudahnya.
Lihat saja penanda di tuas rem di teromol, kalau anak panahnya sudah mentok, artinya kampas sudah saatnya ganti.
Kalau dibiarkan pasti enggak pakem tuh.
Sementara kalau dibongkar, anjuran pabrik ketebalan kampas minimal jika diukur 2 mm.
Kalau lebih dari itu masih aman.