SUZUKA - Selama satu pekan, Anggi Setiawan menimba ilmu di Italia. Ia terpilih sebagai salah satu siswa yang mengikuti The Mastercamp 3 yang selesai akhir Mei lalu.
Kini di seri ketiga Underbone 150 (UB150) di sirkuit Suzuka, Jepang (3-4/6) menjadi balapan pertamanya setelah menimba ilmu dari sekolah balap milik Valentino Rossi tersebut.
"Kalau teknik balap pasti tidak jauh beda dengan di Indonesia, tapi yang paling penting itu pengembangan dalam pengambilan keputusan," ucap Anggi.
"Soalnya saya sekarang lebih cepat dalam mengambil keputusan, namun paham akan akibatnya," sambung pembalap Yamaha Yamalube KYT TJM Racetech tersebut.
Hal ini ia terapkan di balapan kedua UB150 Suzuka. Ia memilih menggunakan mesin yang dibuat menjadi lebih 'liar'.
Ini dilakukan dengan alasan agar ia bisa mampu bersaing di barisan depan dengan pembalap-pembalap yang lebih senior.
"Selama balapan kan saya pelajari gaya balap senior-senior, termasuk Wahyu Aji Trilaksana (Yamaha Racing Indonesia). Setelah itu saya terapkan karena saya tahu, saya punya mesin yang lebih kencang," kata pembalap asal Palu, Sulawesi Tengah tersebut.
Namun, motornya mengalami masalah pada kem dan membuat motornya tidak bisa melanjutkan lomba. Anggi sempat depresi, tetapi puas.
Bisa mendapatkan data lebih dan membuktikan pada tim bahwa ia bisa bersaing di baris depan jadi alasan ia meminta power motornya menjadi lebih besar.
"Kalau saya tetap di baris tengah, kan enggak makin berkembang," pungkas Anggi. (Otomotifnet.com)