Jakarta-Selain mesin kencang dan teknologi canggih, suspensi yang sehat juga jadi kunci agar mobil bisa nyaman dan aman untuk dikemudikan.
Suspensi, secara umum, terdiri dari per dan sokbreker.
Kedua komponen ini kerap jadi omongan ketika bantingan mulai terlalu banyak mantul-mantul, bahkan ketika memodifikasi.
Terlepas hal di atas, masih banyak rumor soal kedua komponen utama suspensi tersebut.
Seperti apakah per benar tidak butuh penggantian? Atau benarkah penggunaan per yang sudah dipotong akan membahayakan?
Simak sejumlahpenjelasan berikut.
Per Perlu Diganti?
Pertanyaan di atas, jawaban pastinya adalah perlu.
Namun mesti dilihat kasusnya dulu, karena sebenarnya umur per keong itu bisa seusia kendaraannya.
Kecuali per keong sudah dimodifikasi misal dipotong supaya tampil ceper.
Walau, ada pendapat lain yang menyatakan per tetap butuh penggantian.
Paling tidak setelah ganti sokbreker 5 kali, baru ganti per sekali.
Biar enggak bingung, ada indikasi yang bisa dijadikan patokan, untuk memutuskan saatnya melakukan penggantian per.
Hal tersebut melihat langsung antara jarak ban dengan bibir fender dan dalam konsisi kosong.
Bila jarak sudah sampai 1 jari atau lebih kurang 2 cm, dari kondisi standarnya, maka bisa melakukan penggantian.
Tanda Sokbreker Bermasalah
Sokbreker bermasalah tak mesti harus lihat langsung fisiknya.
Tapi bisa dari indikasi lain, misal kondisi permukaan ban yang habisnya tak rata atau dirasakan langsung.
Biasanya, akan terasa kendaraannya seperti mengayun-ayun saat melibas jalanan bergelombang.
Contohnya saat melibas polisi tidur, ayunannya bisa lebih dari sekali.
Selain itu, kendaraan juga akan terasa limbung dan sulit dikendalaikan saat dipacu dalam kecepatan tingi.
Disamping dirasakan langsung, adanya masalah di sokbreker juga bisa dilihat secara fisik seperti ada rembesan oli.
Untuk melihat kondisi ini, bisa dengan ngolong atau melepas ban.
Pasti langsung terlihat tabung sokbreker kotor kena noda rembesan.
Kalau tanda-tanda tadi muncul, obatnya dengan penggantian.
Per dan Sokbreker Custom
Bicara per dan sokbreker, memang tidak jauh dari dunia modifikasi.
Bagi kalangan modifikator dan pecinta mobil, definisi ‘keren’ biasanya tidak jauh dari merendahkan ketinggian bodi.
Sisa 1 atau 2 jari, hingga ‘celup’, jadi kebanggan tersendiri.
Langkah yang paling sering ditempuh untuk menceperkan adalah dengan memotong per.
Kalau mau turun satu jari, biasanya potong setengah diameter per.
Satu lingkaran per dipotong biasanya nanti turun 2 jari. Kalau sampai celup, sisakan sekitar 3 lingkaran.
Namun potong per jelas tak bisa diterima dari sudut pandang pabrikan mobil.
Secara teknis, usai potong per standar maka spring rate akan berubah.
Proses pemotongan bisa membuat spring rate kiri dan kanan berbeda.
Coilover
Sering dengar coilover?
Aslinya kependekan dari ‘coil spring over shock’, alias sokbreker yang dikelilingi per keong.
Keunggulan dari coilover adalah adjustment atau pengaturan yang bisa dilakukannya.
Tidak perlu mengganti per atau sokbreker ketika ingin merubah setting dari empuk ke keras atau bahkan ketinggiannya.
Harga yang cukup tinggi jadi salah satu kelemahan coilover, bisa menyentuh puluhan juta rupiah untuk satu setnya.