Sama-Sama Bisa Naikkan Performa, Ini Kelebihan & Kekurangan Remap Vs Tuning ECU

Andhika Arthawijaya - Rabu, 22 Juni 2022 | 23:47 WIB

Ferry Titus dari Protuning sedang mengoprek program ECU Innova Diesel keluaran 2012 (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Dongkrak performa mesin secara instan tanpa aplikasi part performa, bisa dengan cara remaping atau tuning ECU.

Begitu juga bila ingin kendaraan kesayangan jadi lebih irit, tapi larinya tambah ngacir, bisa dengan kedua cara ini.

Namun masing-masing teknik oprek program ECU tersebut punya kelebihan dan kekurangan.

Pertama, “Tidak semua mobil bisa diremaping ECU-nya, karena keterbatasan shoftware atau ada mobil yang belum pernah diambil data ECU-nya untuk dipelajari. Contohnya Avanza – Xenia, produk Wuling dan sebagainya,” beber Ferry Titus, master tuner dari Protuning yang bermarkas di BSD, Tangsel.

Baca Juga: Jangan Salah Kaprah, Remap ECU Mobil Diesel Bukan Berarti Bisa Tenggak Solar Murah

Tapi berbeda dengan teknik tuning ECU, “Selama mobil itu punya ECU, kalau pakai program kami bisa semua, termasuk Avanza-Xenia dan mobil Wuling kayak Almaz dan Cortez,” tukasnya lagi.

Berikutnya kata Ferry, item-item yang bisa diseting ulang pada ECU lebih banyak tuning dibanding remap.

“Hanya saja untuk item yang bisa diseting lewat teknik tuning tidak sedetail remap, bisa per rpm.”

“Kalau tuning hanya bisa dimainkan batasan minimum dan maksimumnya saja,” terangnya lagi.

Ketiga, teknik tuning kata Ferry biasanya punya batasan yang diseting aman oleh pembuat programnya, terhadap durability mesin.

“Jarang yang mesinnya jebol gara-gara tuning, kalau remap bisa saja, terutama bila tunernya atau program yang dipakai abal-abal,” jelasnya.

Tapi kelebihan remap menurut ferry bisa hasilkan performa yang lebih tinggi dibanding tuning, “Terutama di mobil diesel,” imbuh pria yang bisa program tuning sendiri ini.

Sedangkan di mobil bensin non turbo, hasilnya tidak jauh berbeda.

Terakhir, biaya untuk remap umumnya lebih mahal dibanding tuning.