Memang spec down dari Kawasaki H2R yang full performance. Moge Kawasaki H2 berteknologi supercharger ini mendapatkan sedikit sentuhan agar sesuai dengan homologasi emisi, kebisingan dan banyak aturan lain agar layak digunakan di jalanan.
Jika Kawasaki H2R powernya diklaim mencapai 300 dk dengan kecepatan maksimum lebih dari 321 km/jam, maka versi jalannya disunat hanya 210 dk saja. Caranya dengan melakukan ubahan pada camshaft atau noken as, gaskets dan kopling. Kawasaki juga melakukan ubahan pada intake atau saluran masuk dan exhaust system.
Sedang secara garis besar tak banyak yang berubah pada mesin 998cc-nya, bore dan stroke-nya tetap sama, 76mm x 55mm. Begitu juga dengan mekanisme supercharger-nya yang digerakan menggunakan planetary gear train yang terhubung ke kruk as menggunakan teknologi dari divisi aerospace Kawasaki.
Lewat teknologi ini, putaran turbin supercharger dalam mencapai 130 ribu rpm pada saat mesin berkitir di 14.000. Sebagai informasi tambahan, supercharger adalah komponen penambah suplai udara ke ruang bakar yang bekerja menggunakan turbin yang digerakan oleh putaran mesin.
Kawasaki mengklaim telah merancang mesin yang mampu menerima tekanan udara cukup tinggi dari supercharger, klaimnya mampu menerima 1,5 sampai 2 kali tekanan ketimbang mesin 1.000cc tanpa supercharger.
Planetary gear train yang terhubung ke kruk as menggunakan teknologi dari divisi aerospace Kawasaki. Kipas kecil ini bisa berputar hingga 130 ribu rpm saat putaran mesin di 14 ribu.
Piston yang digunakan tipe casting atau cor, bukan tempa karena diyakini bisa lebih kuat. Klep masuknya bermaterial stainless steel, sedang klep buangnya alumunium dengan heat-resistant yang disebut Inconel friction, dilas ke material baja.
Agar mesin tetap dingin, Kawasaki menyediakan dua sistem pendinginan. Ada radiator dan oil cooler. Dimensi radiatornya sama saja seperti yang digunakan superbike 1.000cc, tapi aliran airnya 1,5 kali lebih cepat. Sedang oil cooler-nya melumasi perangkat supercharger dan transmisi.
Pada perangkat elektroniknya, Kawasaki memiliki 3 mode traction control dengan pilihan track, street dan wet. Traction control-nya ini memiliki 10 level setingan. Saat dipilih mode wet, maka output power akan berkurang hingga 50 persen.
Teknologi yang lain yang disematkan adalah quickshifter, tiga mode launch control, reduced engine braking mode dan Kawasaki Intelligent Anti-lock Brake System (KIBS).
Selebihnya, sama saja. Rangkanya dipastikan sama, dipasang pada rangka teralis. Suspensi depannya KYB Air-Oil Separate II cartridge fork berukuran 43mm, yang belakang juga fully adjustbale dari KYB. Makin mantab saat ngebut, Ohlins menyumbang electronic steering dumper.
Roda depan dilengkapi dengan sepasang rem cakram Brembo 330mm semi-floating. Cakram dengan tebal 5,5 mm ini memiliki alur untuk meningkatkan luas permukaan untuk pendinginan yang lebih baik. Brembo juga memasok kaliper radial-mount monobloc cast dengan piston 30mm. Sebuah kaliper dua piston mengawal rem cakram belakang 250mm.
Tahun ini, Indonesia hanya dapat jatah 20 unit saja. Gosipnya, tinggal 3 unit yang masih tersisa. Wah, banyak orang kaya di Indonesia! (motor.otomotifnet.com)
Engine : 998cc, supercharged, 16-valve DOHC, liquid-cooled, in-line four-stroke
Claimed Power : 200bhp @ 11,000rpm (210bhp with Ram Air)
Claimed Torque : 98.46lbft @ 10,500rpm
Bore x Stroke : 76.0 x 55.0mm
Compression : 8.5:1
Gearbox : 6-speed, dog-ring
Chassis : High-tensile steel
F Suspension : KYB 43 mm inverted AOB fork, fully adjustable
R Suspension : Uni-Trak with KYB gas-charged dual-speed shock, fully adjustable
Front Brakes : Brembo radial-mount, 4-piston calipers, 330mm discs
Rear Brakes : Brembo 2-piston caliper, 250mm disc
Wheelbase : 1455mm
Seat height : 825mm
Kerb weight : 238kg
Fuel capacity : 17 litres
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR