No credit
No caption
Berat badan bertambah bikin tunggangan jadi lelet
Jakarta - Sebelum berat badanya bertambah, Ariel Nugraputra enggak ada masalah dengan Satria F150 kesayangannya. Tapi belakangan ini, berat badannya mulai bertambah secara perlahan tapi pasti. Karena berpengaruh terhadap performa tunggangan, digelandanglah kuda besinya ke Kenz Motor (KM) untuk di-bore-up.
No credit
No caption
Noken as pakai sisi kiri semua tanpa d-kompresi
“Sekitar satu tahun terakhir, berat badan saya bertambah terus. Sebelumnya sekitar 70 kg, tapi sekarang sudah mencapai 82 kg. Efeknya tunggangan jadi agak lelet dan kurang responsif. Pulang pergi ke kampus kayaknya jadi lama, belum lagi kalau pas kena macet. Diajak berakselerasi kurang cepet,” tukas Ariel.
No credit
No caption
Piston Eliminator diandalkan dongkrak ruang bakar jadi 200 cc
Namun untuk menyiasatinya, bukan berat badannya yang diturunkan dengan cara diet atau semacamnya, melainkan besutannya yang dijadikan korban. “Kalau diet, butuh waktu agak lama bro. Tapi kalau motornya yang dioprek, selain tambah ngacir, acara pergi pulang tempat kuliah juga makin cepat. Toh, pengerjaan motor ini juga cepat kok, cuma 1 hari jadi,” papar mahasiswa semester 7 di Bina Nusantara ini.
No credit
No caption
Paham dengan keinginan Ariel, Muhammad Supriyadi, mekanik KM menawarkan bore-up 200 cc. “Untuk harian, bore-up segitu cukup aman. Tapi kalau lebih dari itu, motor lebih liar dan kurang nyaman untuk harian,” tutur mekanik akrab disapa Choky.
No credit
No caption
Karburator PE 28 solusi untuk memperbanyak asupan bensin ke ruang bakar
Setelah terjadi kesepakatan, Choky mengandalkan piston Kawasaki Eliminator berdiameter 68 mm. Lalu stroke up 3 mm (total 6 mm). Dengan begitu, panjang langkahnya menjadi 54,8, sedangkan standarnya 48,8 mm. Ujungnya volume ruang bakar menjadi 198,9 cc.
No credit
No caption
Knalpot DBS bantu dongkrak putaran bawah hingga atas ngisi terus
Selanjutnya untuk optimalkan buka tutup klep, bapak 2 anak ini melengserkan noken as sisi out diganti dengan in. “Jadi saya mengandalkan dua noken as bagian in semua atau sering disebut noken as dobel in. Selain torsinya lebih nendang, juga harganya lebih murah ketimbang meng-custom noken as standarnya,” ujar pebengkel di Jl. Kebon Raya, Duri Kepa, Jakbar.
Nah setelah garapan selesai, sang empunya tak hanya puas, tapi juga kaget dengan performanya. “Tenaga dan akselerasinya lebih mantap. Masuk gigi 1-3, roda depan mudah diangkat-angkat. Sebelum bore-up top speed tembus 130 km/jam, sekarang bisa mencapai 145 km/jam,” kekeh Ariel.
Mahasiswa usai 22 tahun ini juga menambahkan saat dites dyno di bengkel Sportisi, powernya mencapai 19,75 dk. “Oh ya, dipakai naik tanjakan enggak ngoyo lagi. Pokoknya dari bawah hingga atas, tenaganya ngisi terus. Berat badan yang agak gempal, enggak masalah lagi bro,” tutup warga Tomang, Jakbar. (motor.otomotifnet.com)
Data Modifikasi: Piston : Kawasaki Eliminator 68 mm Kompresi : 11,7 Stroke up : 3 mm (total 6 mm) Blok mesin : Porting & polish Knalpot : DBS Karburator : PE 28 reamer 30 (42/125) Per kopling : Suzuki Smash Kampas kopling : WRX 6 lembar CDI : BRT Dual Band Koil : Yamaha YZ 125 Estimasi biaya : Rp 8 jutaan Kenz Motor : 0813-86179599
KOMENTAR