First Ride Suzuki Hayabusa, Mudah Capai 270 Km/Jam!

 

Jakarta - Masih rangkaian first ride motor premium Suzuki yang diadakan di sirkuit Sentul, terakhir yang dibahas adalah Hayabusa. Moge hyperbike saingan Kawasaki ZX-14R. “Harganya diperkirakan sekitar Rp 400 juta,” terang Puji Leksono, chief planner matic dan big bike PT Suzuki Indomobil Sales.

Tampangnya enggak asing karena tak ada perubahan secara signifikan sejak 1999. Saat duduk, jok ternyata begitu panjang. Fungsinya bukan agar bisa boncengan bertiga, tapi saat di trek lurus bokong bisa geser ke belakang dan badan merunduk maksimal.

Area kemudi yang menarik ada tombol mode di setang kanan. Yaitu Suzuki Drive Mode Selector (S-DMS), ada mode A, B dan C. Infonya muncul di panel indikator digital tengah yang diapit spidometer dan takometer, berdampingan dengan posisi gigi.

3 mode yang disajikan menyesuaikan dengan kondisi jalan dan selera rider. A untuk full power, B sedang dan C low misal untuk jalan basah. Jadi penasaran kan seperti apa bedanya?

Keluar pertama sengaja pakai mode C, untuk merasakan handling dan rem. Dalam mode ini, respon mesin 1.340 4 silinder 16 klep DOHC terasa biasa saja. Kendati gas dibuka mendadak kenaikan rpm santai, namun tetap mudah menggapai 200 km/jam.
Ternyata motor berbobot 266 kg ini cukup susah diajak belok, main badan wajib dilakukan, kalau enggak maunya lurus. Remnya dalam kondisi jalan biasa tentu pakem banget, dan ada fitur ABS, jadi lebih pede ngerem.
Saat turun gigi, kendati kopling sudah dibekali Suzuki Clutch Assist System (SCAS) untuk mengurangi efek engine brake, namun roda belakang masih terasa sering mengunci, jadi lepas kopling yang sudah hidraulik ini mesti smooth.

Setelah nyaman dan puas di mode C, naik ke B. Nah respon gas terasa beda, kali ini lebih responsif dengan kenaikan rpm yang tanggap sesuai bukaan gas. Kecepatan 230 km/jam di trek lurus Sentul sangat mudah didapat.

Hanya saja saat main di atas 200 km/jam, rem jadi mudah panas saat mengurangi laju. Kendati versi terbaru ini dibekali kaliper Brembo tipe radial, saat rem panas tuas tetap terasa jadi dalam, jika sudah dingin baru kembali normal.

Bagaimana setelah pindah mode A yang bisa dilakukan sambil jalan ini? Wuih sadis! Putaran mesin sangat cepat menyentuh redline di 11.000 rpm, dan enggak ada tuh cerita enak di bawah atau atas saja, rasanya begitu powerful di semua rpm!

Dengan tenaga maksimal 194 dk/9.500 rpm dan torsi 155 Nm/7.200 rpm jambakannya mantap banget! Badan serasa mau ketinggalan! Jangan heran meski kondisi lintasan saat itu masih sedikit basah, jarum spidometer dengan mudahnya menyentuh angka 270 km/jam! Maklum top speed kan di atas 300 km/jam!

Wus-wuuuusss…  (motor.otomotifnet.com) 

Data Spesifikasi :
Mesin : 4-stroke, 4-cylinder, liquid cooled, DOHC 16 valve
Kapasitas : 1.340 cc
Bore x Stroke : 81 x 65 mm
Rasio Kompresi : 12,5:1
Ignition : Electronic ignition (Transisorised)
Transmisi : 6-speed constant mesh
Tenaga maksimal : 194 dk @9.500 rpm
Torque : 155 Nm @7.200 rpm
Suspensi depan : Inverted telescopic, coil spring, oil damped
Suspensi belakang : Link type, coil spring, oil damped
Rem depan : Disc 310 mm kaliper Brembo 4 piston radial x 2
Rem belakang : Disc 260 mm kaliper 1 piston
Ban depan : 120/70ZR17M/C (58W), tubeless
Ban belakang : 190/50ZR17M/C (73W), tubeless
P x L x T : 2.190 x 735 x 1.165 mm
Wheelbase : 1.480 mm
Bobot basah : 266 kg
Tinggi jok : 805 mm
Kapasitas tangki : 21 lt