Sesuai dengan DNA racing-nya, pengembangan Ninja RR Mono banyak dilakukan di sirkuit dengan masukan dari para pecinta kecepatan. Hasilnya, mesin 250 cc dan basis-nya dari KLX 250 ini menawarkan akselerasi, juga diklaim memiliki karakter handling yang ringan dan stabil.
"Meski basisnya dari KLX250 tapi yang sama hanya crank case, lainnya berbeda," ungkap Ukami San, Project Leader dalam pengembangan Ninja RR Mono. Tentunya serangkaian perubahan sengaja dilakukan untuk mendapatkan tenaga lebih besar sesuai kebutuhan motor jalanan.
Selepas mendapat penjelasan tersebut, sesi test ride dilakukan! Asik.. Paling pertama dirasakan adalah riding position-nya. Benar-benar merasa jadi orang besar. Ya merasa tubuh ini terlalu besar, pasalnya Ninja RR Mono punya ukuran bodi yang tergolong kecil.
Bodinya ramping, bahkan tangkinya terasa kecil. Posisi duduknya pun rendah, tinggi jok ke tanah hanya 780 mm. Rider dengan tinggi badan 165 cm hanya jinjit sedikit saja, kalau punya tubuh lebih dari 170 cm seperti Mr Testo pasti kedua kaki bisa menapak sempurna.
Awalnya mengira posisi setang yang berada di bawah segitiga atas sokbraker depan akan membuat posisi berkendara sangat merunduk. Nyatanya tidak, hemmm.. sepertinya karena posisi jok memang lebih rendah, jadi kalau ditarik garis lurus dari samping, posisi setang masih lebih tinggi dari jok. Buat harian masih okelah, tidak cepat pegal.
Setang di bawah segitiga atas sokbraker tapi tidak terlalu menunduk. Sokbraker belakang anteng. Ada juga versi rem ABS.
Jok yang terlihat tipis nyatanya masih nyaman dan empuk. Saat pandangan mata tertuju pada panel indikator full digital, cukup kaget juga. Meski kecil namun memiliki visibilitas yang sangat baik, selain tidak silau di bawah terik matahari juga tetap mudah dibaca saat ngebut. Dua informasi paling penting, takometer dalam bentuk bar di bagian atas dan spidometer berukuran besar tetap mudah dilihat meski sedang melaju di atas 130 km/jam.
Fitur lain di area kemudi hampir tidak ada yang istimewa. Panel di setang standar banget hanya ada engine stop di kanan dan kiri ada tombol lampu jauh-dekat, sein dan klakson. Lampu depan tanpa saklar dan langsung menyala ketika kunci kotak "On". Oiya, kunci setangnya juga sederhana tanpa pelindung lubang kunci dengan magnet.
Full digital tapi mudah dibaca.
Dapat giliran ngegas masuk lintasan di grup pertama, bareng Katsuaki Fujiwara, pembalap tim Kawasaki di Asia Road Racing Championship yang juga pernah turun di World Supersport (WSS). Sayangnya, rombongan pertama ini justru tidak terlalu cepat. Fujiwara sebagai leader group membatasi kecepatan, khususnya setelah keluar tikungan.
Tapi bisa dirasakan jika suspensi Kawasaki Ninja RR Mono ini sangat stabil. Rem dikit langsung diajak rebah sangat mudah dan ringan. Paling istimewa waktu melibas tikungan S kecil, pindah badan dari kanan ke kiri bisa dilakukan dengan cepat.
Bobot motor ini memang tergolong ringan, hanya 151 kg. Wheelbase-nya juga pendek cuma 1.330 mm. Bandingkan dengan sang kompetitor CBR250R yang sama-sama 250 cc satu silinder, wheelbase-nya 1.370 mm, bobotnya mencapai 165 kg. Pantas saja Ninja RR Mono lincah!
Sudah tidak ada karburator, gantinya throttle body karena sudah injeksi. Radiator besar agar mesin tetap dingin dan ujung knalpot desainnya menarik.
Tapi entah jika Ninja RR Mono dengan karakter suspensi seperti ini dipakai harian di jalanan yang banyak lubang, kenyamannya masih perlu dicoba. Pengetesan di jalanan akan kami lakukan juga. Sabar ya!
Performa
Setelah sesi test ride oleh semua media yang hadir usai, kami minta tambah sesi lagi. Kali ini bebas tanpa ada group leader. Bisa gas pooool sampai sore..!!! Benar-benar terasa karakter mesin 250 cc satu silindernya. Meski over bore (bore x stroke: 72 x 61,2 mm), tapi stroke-nya panjang berimbas pada torsi yang besar.
Buka gas langsung terasa dorongan tenaganya tanpa ada delay. Karakter ini berbeda sekali dengan Ninja 150RR 2-tak yang akan digantikan oleh Ninja RR Mono. Ninja 150RR baru terasa "ngejambak" di putaran mesin 8.000 rpm ke atas sehingga harus pintar-pintar menjaga rpm tetap tinggi.
Spesifikasi di brosur tertulis power maksimal 28 dk di 9.700 rpm dan torsi 22,6 Nm pada 8.200 rpm. Tapi pindah gigi paling nikmat ada di 10.000 rpm, jangan sampai kebablasan karena limiter di set di 10.500 rpm. Mencapai 140 km/jam di trek lurus Sentul sih eces.
Kalau racing line benar, sudah buka gas sejak keluar tikungan 10 dan langsung gas pol di tikungan 11 atau tikungan terakhir, jelang tikungan pertama bisa tembus 154 km/jam di speedometer. Hanya saja greget di gigi 5 dan 6 sudah tidak sekuat di awal berakselerasi, jadi butuh waktu lama untuk sampai ke top speed. Untuk putaran atas seperti ini, Ninja 250 2 silinder masih lebih josss! (motor.otomotifnet.com)
Engine type : Liquid-cooled, 4-stroke 1 Cyl DOHC
Displacement : 249 cc
Bore x stroke : 72.0 x 61.2 mm
Compression ratio: 11.3:1
Valve/Induction system : DOHC, 4 valves
Fuel system : Fuel injection: diameter 38 mm x 1
Ignition : Keihin, Transistorized Ignition
Electric: Starting
Lubrication : Forced lubrication, wet sump
Maximum power 20.6 kW / 9,700 rpm
Maximum torque 22,6 Nm / 8,200 rpm
Transmission 6-speed, return
Final Drive Sealed chain
Primary reduction ratio 2.800 (84/30)
Gear ratios: 1st 3.000 (393/11)
Gear ratios: 2nd 1.933 (29/15)
Gear ratios: 3rd 1.444 (31/22)
Gear ratios: 4th 1.217 (28/23)
Gear ratios: 5th 1.045 (23/22)
Gear ratios: 6th 0.923 (24/26)
Final reduction ratio 3.000 (42/14)
Clutch : Wet multi-disc, manual
Frame type Tube diamond
Rake/Trail 24 derajat / 90 mm
Wheel travel, front 110 mm
Wheel travel, rear 116 mm
Tyre, front 100/80-17 M/C (52S)
Tyre, rear 130/70-17 M/C (62S)
Steering angle, left / right 36 derajat / 36 derajat
Suspension, front telescopic fork
Suspension, rear Bottom-Link Uni-Trak swing arm
Brakes, front Single 263 mm petal disc. Caliper: dual-piston.
Brakes, rear Single 193 mm petal disc. Caliper: Dual-piston.
Dimensions (L x W x H) 1.935 mm x 685 mm x 1,075 mm
Wheelbase 1,330 mm
Road Clearance 165 mm
Seat height 780 mm
Fuel capacity 11 litres
Curb Mass 151 kg
Editor | : | billy |
KOMENTAR