Honda Blade kerap koek di balap. Salah satunya diprediksi karena mudah panas atau overheat. Panas dari ruang bakar tidak lancar terbuang dari kepala silinder.
Head silinder Honda Blade dilengkapi tutup. “Panas dari mesin tidak bisa disalurkan tutup head itu,” jelas Benny Djatiutomo dari Astra Racing Team yang ketemu tahun lalu di Asia Road Racing Championship, Sentul.
Tutup head standar, supaya tak bocor dilengkapi sil karet. Begitupun lubang baut dilengkapi sil karet. “Karena karet ini, panas dari kepala silinder tidak bisa sempurna dialirkan menuju tutup head,” jelas Benny.
Solusinya, Tomy Huang dari Bintang Racing Team mendesain tutup head. “Tidak hanya dilengkapi sirip. Tapi, sil karet diganti material khusus. Tanpa sil karet tapi sanggup menutup rapat,” jelas Tomy Huang.
Agar presisi, pengerjaan dilakukan di PT Chemco Harapan Nusantara. Selama ini membuat komponen rem Nissin dan pelek. Menggunakan machining canggih serba komputer.
Namun tidak bisa langsung percaya, supaya jelas mari diuji bersama. Dengan termometer infrared. Menggunakan alat pengukur panas ini, bisa difoto secara keseluruhan peta panas mesin.
Dari sana bisa dianalias. Dari gambar terlihat, ketika masih menggunakan cover standar sebelah kiri. Warna tutup head dominan kebiruan, suhunya rendah atau tidak terlalu panas.
Suhu cover head standar rendah karena panas dari kepala silinder tidak bisa menyebar sempurna. Lantaran terhalang oleh sil dan o-ring karet.
Berbeda dengan ketika menggunakan cover head Supersink (kanan). Warna hasil scan tutup head Supersink ketika mesin sudah panas jadi dominan kuning. Menandakan tutup head Supersink lebih panas dari standar.
Berarti menggunakan head Supersink penyebaran panasnya lebih merata. Tidak terhalang oleh sil dan o-ring karet. Sehingga panas mudah dibuang ke udara lewat tutup head Supersink.
Lebih detail mari lihat pada titik tertentu. Ketika menggunakan head standar, perhatikan Sp5 sebagai sumber panas yang dekat ruang bakar. Perhatikan daerah penyebaran awal yang terjadi di baut tutup cover yang bersentuhan langsung dengan head.
Tepatnya di titik Sp1, ketika menggunakan cover standar suhunya 60 celcius. Tapi, setelah menggunakan Supersink, 56 derajat celcius. Artinya panas baut lebih rendah karena panasnya langsung tersalur menuju tutup head.
Perhatikan lagi panas di tutup head (SP4). Ketika masih cover original 37,9° celcius. Tapi, setelah pakai Supersink 51 celcius. Artinya menggunakan Supersink, panas dari kepala silinder lebih cepat merambat ke tutup tutup head 34%. Cepat dibuang ke udara. (motorplus-online.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR