Kejadian bermula dari Wahyu, pemilik Honda BeAT yang tinggal di Pondok Aren, Tangerang, Banten.
Tapi, pemuda yang suka utak-atik engine sendiri itu lupa kebutuhan standar pelumas BeAT biru miliknya.
Memang, itu bisa saja terjadi. “Karena pelumas yang terlalu penuh, kinerja kruk as berputar menjadi lebih berat. Seakan tidak ada ruang kosong untuk gerak bebas,” ungkap Sarwono Edi, Technical Training Manager, PT Astra Honda Motor (AHM).
Ruang kosong yang berfungsi sebagai momen gerak kruk as, jadi tidak ada. Akhirnya, part pemutar langkah piston itu menjadi berat karena memang kudu mengaduk seluruh pelumas yang ada di crankcase.
Padahal, pelumas di engine matik hanya berfungsi untuk melumasi kruk as dan bagian blok silinder hingga kepala silinder saja. Apalagi kalau di engine bebek atau sport ya. Ya, harus melumasi girboks segala tuh!
Agar lebih real soal efek oli berlebih ini, coba dilalukan pengetesan. Uji coba dilakukan di Honda Scoopy yang mesinnya serupa dengan Honda BeAT. Yup, tak ada ubahan siginfikan antara kedua engine skubek Honda ini.
Tapi, ketika baru dipakai berjalan sekitar 1 km, engine mengindikasikan kalau putaran menjadi berat. Sejenak kemudian, ringan kembali.
Pengetesan selanjutnya dilakukan di atas mesin dyno milik Ultraspeed di Jl. H Mencong, Ciledug, Tangerang. Pertama, dilakukan pengukuran power Scoopy dengan oli sesuai anjuran pabrik. Ya, 0,8 liter. Power yang didapat, 6,9 dk/7.764 rpm.
Kemudian, Scoopy diisikan oli 1,1 liter. Lanjut diajak jalan lagi di atas mesin dyno, power skubek retro ini langsung drop hingga 4,3 dk/ 7520 rpm.
Bahkan meski grip gas diputar lebih dalam lagi, kitiran mesin pun seperti ogah beranjak naik. Beraaatttss...Sampai-sampai takutnya malah akan mengakibatkan mesin jebol!
Iya...iya...!
Editor | : | Billy |
KOMENTAR