Jakarta - Rem merupakan salah satu perangkat yang sangat vital di motor, karena fungsinya sebagai penghambat laju sehingga bisa pelan sampai akhirnya berhenti. Makanya kinerjanya harus selalu dalam kondisi fit, termasuk pula kondisi kampasnya.
“Untuk rem cakram, ciri paling mudah kampas mulai tipis bisa dilihat dari tabung minyak rem, jika volume turun mendekati batas minimal (gbr.1), artinya kampas sudah tipis karena minyak rem pindah memenuhi kaliper mendorong piston,” terang Agus, sapannya.
Sedang kalau melihat kampasnya dengan diintip dari depan atau belakang, patokannya adalah cerukan yang ada di kampas, itu merupakan penanda ketebalan kampas (gbr.2). Sedang jika dilepas, minimal tebalnya 0,8 mm.
“Kalau kampas menipis dan dibiarkan, lama-kelamaan kampas habis dan tersisa besinya. Cirinya akan bunyi “srek-srek” karena besi ketemu besi, kalau dibiarkan terus maka pengereman enggak pakem dan cakram kemakan (gbr.3). Malah mahal tuh gantinya,” wanti mekanik yang beralamat di Jl. Jatisari Bancarkembar, Purwokerto ini. Contoh cakram depan Ninja RR sampai Rp 375 ribu, padahal kalau ganti kampas saja hanya Rp 260 ribu.
Untuk rem teromol, cara mendeteksinya tentu saja berbeda namun sama mudahnya. “Lihat saja penanda di tuas rem di teromol, kalau anak panahnya sudah mentok (gbr.4), artinya kampas sudah saatnya ganti. Kalau dibiarkan pasti enggak pakem tuh,” wanti mekanik 35 tahun ini.
Sementara kalau dibongkar, anjuran pabrik ketebalan kampas minimal jika diukur 2 mm (gbr.5), kalau lebih dari itu masih aman. • (otomotifnet.com)
“Kampas harus punya ketebalan layak, jangan sampai kurang dari batas minimal atau malah terlewat, sehingga tak hanya rem enggak pakem yang jadi bahaya untuk keselamatan, namun bikin rusak komponen lain dan perbaikannya jadi mahal,” terang Agustinus Purwanto, mekanik bengkel Nero Speed.
Bagaimana cara mendeteksi kampas rem sudah mulai tipis dan harus segera diganti? Berikut tahapannya tergantung jenis rem, cakram dan teromol.
Cakram
“Untuk rem cakram, ciri paling mudah kampas mulai tipis bisa dilihat dari tabung minyak rem, jika volume turun mendekati batas minimal (gbr.1), artinya kampas sudah tipis karena minyak rem pindah memenuhi kaliper mendorong piston,” terang Agus, sapannya.
Sedang kalau melihat kampasnya dengan diintip dari depan atau belakang, patokannya adalah cerukan yang ada di kampas, itu merupakan penanda ketebalan kampas (gbr.2). Sedang jika dilepas, minimal tebalnya 0,8 mm.
“Kalau kampas menipis dan dibiarkan, lama-kelamaan kampas habis dan tersisa besinya. Cirinya akan bunyi “srek-srek” karena besi ketemu besi, kalau dibiarkan terus maka pengereman enggak pakem dan cakram kemakan (gbr.3). Malah mahal tuh gantinya,” wanti mekanik yang beralamat di Jl. Jatisari Bancarkembar, Purwokerto ini. Contoh cakram depan Ninja RR sampai Rp 375 ribu, padahal kalau ganti kampas saja hanya Rp 260 ribu.
Teromol
Untuk rem teromol, cara mendeteksinya tentu saja berbeda namun sama mudahnya. “Lihat saja penanda di tuas rem di teromol, kalau anak panahnya sudah mentok (gbr.4), artinya kampas sudah saatnya ganti. Kalau dibiarkan pasti enggak pakem tuh,” wanti mekanik 35 tahun ini.
Sementara kalau dibongkar, anjuran pabrik ketebalan kampas minimal jika diukur 2 mm (gbr.5), kalau lebih dari itu masih aman. • (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR