Seperti kabel koil, cop busi dan busi menggunakan 0 ohm. Mengetahui resistansi atau hambatan yang terjadi, kita bisa gunakan ohm meter.
Cara tadi, di mesin karburator adalah jurus jitu untuk bikin letupan api busi semakin besar. Nah, bagaimana untuk motor yang sudah menganut sistem injeksi yang semuanya terkomputerisasi dengan otak Electronic Control Unit (ECU), apa masih jadi jurus jitu?
“Tentu masih jadi jurus jitu. Tapi, penggunaan komponen pengapian dengan nilai resistan 0 ohm sangat beresiko. ECU bisa saja jebol,” bilang Freddy A. Gautama, owner Ultraspeed Racing.
Sebab, sudah ada kejadian motor injeksi yang aplikasi kabel busi, cop busi dan busi 0 ohm dan hasilnya di bagian ECU malah jebol. Akibatnnya, kudu ganti ECU baru.
Pria berkacamata itu juga menerangkan, arus liar ini juga bisa menyebabkan gangguan frekuensi radio. Misal, jika radio didekatkan, maka kualitas siaran akan tak jelas. “Itu sebabnya ECU bisa jebol,” ceritanya.
Solusinya, boleh pakai part pengapian 0 ohm. Asal salah satu dari kabel koil, cop busi ataupun busi, harus ada yang punya resistansi untuk meredam arus liar tadi.
“Konfigurasi agar aman. Kabel koil dan cop busi pakai 0 ohm, dibagian busi pakai yang punya resitansi seperti busi iridium atau platinum.
Letupan api dibusi akan tetap besar. “Tetapi, arus liar masih bisa diredam karena terdapat resistan di komponen busi,” wanti pria berkacamata ini.
Editor | : | billy |
KOMENTAR