Akibat rasa penasaran itu, coba tanya jawab dengan beberapa mekanik. Hasilnya ada mekanik masih belum tahu soal itu, tapi ada sebagian mekanik yang sudah tahu dan ogah ngasih pengetahuan ini ke umum dengan alasan tertentu.
“Iya, memang betul bahwa debit bahan bakar di Ninja Injeksi bisa diatur ulang secara manual,” jelas Bibin Barlianto, kepala mekanik Aerospeed yang enggak pelit soal ilmu.
Lebih lanjut Bibin kasih penjelasan. Cara manual untuk mengatur debit bahan bakar yang disemburkan oleh injektor hanya menggeserkan ke kiri atau ke kanan Throttle Position Sensor (TPS). “Posisinya di sebelah kanan throttle body namun baut penguncinya harus dikendorkan dulu menggunakan kunci L bintang T-20, agar bisa digeser,” tambahnya.
“Pergeseran ke kiri dan ke kanan yang dilakukan itu mengubah derajat TPS yang berarti mengubah voltase yang terjadi,” kata Bibin yang juga kepala mekanik di tim balap SBS Racing Team yang merupakan tim Satelit Ducati.
Dengan menggeserkan TPS ke kiri, pasokan bahan bakar yang disemprotkan injektor akan semakin banyak dari standar. Karena voltase jadi semakin besar. Sedangkan bila digeserkan ke kanan, akan mengurangi pasokan bahan bakar ke ruang silinder. Ini karena voltase yang terjadi di TPS dikurangi.
Dengan menggeserkan posisi TPS, berarti kita mengubah voltase yang dialirkan ke ECU. Nantinya sebagai komando ECU menyuruh injektor menyemprotkan debit sesuai voltase tadi.
Begitu juga sebaliknya. Bila TPS digeser ke kanan akan semakin berkurang angkanya. Semakin banyak digeser ke kiri atau ke kanan tentu sangat mempengaruhi voltase yang dihasilkan.Karena TPS sangat sensitif terhadap pergeseran.
Supaya akurat, sebaiknya menggunakan diagnostic tools. Untuk akurasi pergeseran dan perubahan voltase yang terjadi.
“Ini memang bisa mengobati gejala knalpot yang nembak. Tapi, bila mengubah sudut TPS, maka resikonya motor akan boros di putaran bawah-tengah-atas begitu juga sebaliknya.
Beda dengan penggunaan piggy back yang bisa diremaping sesuai rpm. Penggeseran TPS ini, seperti kita menaik-turunkan jarum skep di karburator, untuk menambah atau mengurangi pasokan bahan bakar yang dialirkan ke ruang bakar, ” jelas mekanik dari workshopnya di Jl. H Nawi Raya No. 74, Jakarta selatan.
Menurut Bibin disarankan untuk melakukan uji dinotes agar didapat perfect tuning. Karena dinotes tidak semata mengukur power dan torsi yang dihasilkan. Menggunakan dinotes bisa mengukur AFR (Air Fuel Ratio),
AFR artinya perbandingan bahan bakar dan udara. Sehingga bisa diketahui apakah kelebihan atau kekurangan bahan bakar. Karena kelebihan bahan bakar juga akan bikin power turun. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR