Angka oktan 90 dipilih bukan tanpa alasan. Yaitu untuk mengakomodir mereka yang kendaraannya sudah harus menggunakan bahan bakar berkualitas baik namun secara keuangan ingin tetap berhemat. Sehingga segmen 'kompromi' antara harga dan kualiatas ini dirasa cocok dan memiliki segmen pasar cukup tinggi.
Potensi pasar Pertalite cukup besar karena mayoritas kendaraan yang beredar di Indonesia adalah motor dan mobil dengan kompresi 9:1 sampai 10:1 yang membutuhkan bahan bakar dengan RON diatas 90.
"Yang masih mau mesin mobilnya lebih bersih, bertenaga tapi ada iritnya cocok dengan bahan bakar ini," papar Ahli Sistem Pembangkit Daya-Perawatan Mesin dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Ir. Tri Yuswidjajanto yang membantu persiapan dan pengetesan teknis Pertalite.
Sedang harga pun ada di bawah Pertamax yang dijual Rp 8.800, tapi lebih mahal dari Premium Rp 7.300. Rencananya, Pertalite akan dibanderol dengan estimasi harga Rp 8.000-an.
"Sejak tahun 2012-2013 kita sudah siapkan bensin RON (Research Octane Number) 90. Saat itu belum ada brand," jelasnya. "Lalu kenapa tertunda, karena handicap harga. Saat itu gap-nya masih sangat jauh dengan Premium. Sehingga kami menganggap momentumnya kurang pas," papar Iskandar.
Saat itu, Premium harganya Rp 6.500 sedang Pertamax ada di Rp 12 ribuan. Sedang saat ini, selisih Premium dan Pertamax tidak terlalu jauh, Pertalite sendiri akan berada diantara keduanya. (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR