Jakarta - Meski belum benar-benar jadi, tapi ‘bayi’ Mirage yang akan dipakai untuk reli ini tetap diperkenalkan saat event sprint reli seri 2 di Gading Serpong, BSD, beberapa waktu lalu.
‘Bayi' ini akan berusaha mengalahkan ‘kakak-kakaknya’ yang sudah lebih dahulu berkecimpung dan memiliki mesin lebih besar, seperti Honda Jazz, Suzuki SX4 serta Suzuki Swift.
"Memang masih sangat banyak yang akan kita selesaikan. Beberapa part belum datang sampai saat ini," sebut Wiewie Rianto, Direktur Teknik FBRT Sports. Pekerjaan utama yang belum terselesaikan yakni sistem suspensi. Saat diperkenalkan masih mengandalkan standarnya, namun nantinya akan dipasang keluaran Reiger. "Ini harus pesan khusus ke pabrikannya. Semua disesuaikan dengan kondisi lintasan di Indonesia," sebut pria yang juga pereli ini.
Selain sokbreker, LSD (Limited Slip Differential) juga belum terpasang. Padahal komponen ini menjadi salah satu hal penting di sprint reli. Tanpa LSD, mobil kurang bisa bergerak cepat.
Masih di kaki-kaki, berbeda dengan sokbreker, as roda tetap dibuat standar saja. "Kita akan coba dulu supaya lebih mengetahui titik lemahnya," tambah Wiewie.
Kabin sudah lebih siap ikut kejuaraan sprint reli. Roll-bar bikinan bengkel Riverside Rally Team di daerah Bendungan Hilir, Jakpus
Ban dan pelek juga akan berubah. Kemungkinan ban akan mengandalkan keluaran Dunlop. FBRT Sports sudah melakukan test terhadap ban ini selama 2 tahun dan hasilnya cukup mengesankan. Nantinya, ban Dunlop ukuran 14 inci akan terpasang.
Meski demikian tetap harus ada beberapa penambahan serta perbaikan di kabin. Seperti lingkar kemudi. Saat mengikuti kejuaraan, dipastikan tidak lagi menggunakan standar, namun sudah berganti yang khusus kompetisi.
Nantinya, selain akan dipakai oleh pemula, Subhan Aksa, pereli Indonesia juga sesekali akan tampil. "Kan gue ikut bantu develop. Kalau dipakai, jadi tahu titik kurangnya di mana," komentar Ubang, panggilannya. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR