Mengenang Perjalanan Sekitar Semarang Bersama Datsun Go Panca

Menarik, sebab versi lima penumpang ini hadir belakangan setelah Go+ Panca hadir lebih dulu dengan bodi lebih panjang 21 cm dan tambahan jok kecil baris ketiga.

Nah, Go Panca ini hadir dengan konfigurasi dua baris kursi saja. Asyiknya, wheelbase tetap sama. Jadi, bayangkan saja Go+ Panca tanpa 'pantat' panjang dan kursi baris ketiga. Sisanya mirip. OTOMOTIF pun mengeksplor unit tes, yakni varian tertinggi T Active yang punya banderol Rp 99,9 juta on the road Jakarta.

Jika ingin mencari kurangnya, ya pasti banyak. Dengan postur menjulang 185 cm, OTOMOTIF jelas perlu berulang kali menyetel kursi agar dapat driving position yang pas. Maklum, kaki mentok, hehe.. Toh, posisi orisinal setir yang tinggi membuatnya nyaman. Bikin perasaan seakan pengemudi terlindung dari dasbor dan door trim.

Oh iya, kalau setir terlalu tinggi, coba longok dudukan kolom setir, dengan diganjal, bisa turun sedikit kok. Hitung-hitung mengakali tidak adanya tilt steering.

Beberapa fitur yang 'biasa' diperhitungkan pun tidak ada. Sebut saja electric mirror atau power window di pintu belakang. Bahkan tombol power window di pengemudi pun hanya satu, jadi tak bisa mengontrol jendela sebelah kiri.

Namun, di balik itu ada beberapa fitur tersembunyi yang biasa tampil di mobil mewah. Seperti electric power steering dengan sensor kecepatan, juga intermittent wiper bisa bervariasi berdasarkan kecepatan. Lantas ada fitur follow-me home, lampu depan tetap menyala meski mesin sudah mati. Termasuk hadirnya MID yang menunjukkan data konsumsi BBM dan jarak tempuh maksimum.

Penasaran review kompletnya, kan? Kita kumpulkan data hasil test drive dulu ya! • (mobil.otomotifnet.com)

Mesin 1.200 cc serupa Nissan March dengan racikan rasio gigi berbeda

Dasbor dan kursi depan menyatu, rem tangan di sebelah persneling

Meski ban 13 inci, bantingan cukup nyaman

Bagasi masih menyisakan ruang cukup lega
Buritan sporti dengan spoiler dan diffuser