Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Warna Busi Mencerminkan Hasil Pembakaran pada Mesin

Sabtu, 26 Juli 2014 | 08:02 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption


Jakarta - Busi salah satu faktor penting dalam kendaraan bahan bakar gasoline. Tapi, masih ada yang salah kaprah soal busi. Ada yang bilang, makin besar angka yang tertera pada kode busi makin baik. 

Padahal, seharusnya disesuaikan dengan spesifikasi pabrikan. Paling hanya menaikkan 1 tingkat angka jika ingin performa atau pembakaran lebih baik. Dengan catatan, mesin juga sudah membutuhkan tipe busi lebih dingin.

Bedanya busi panas dan dingin adalah kecepatannya melepas panas. Busi dingin lebih cepat melepas panas ketimbang busi dingin.

Lewat warna hasil pembakaran yang menempel pada busi juga bisa disimpulkan bahwa pembakaran terlalu rich, lean atau ideal. Campuran ideal akan meninggalkan warna kecoklatan.

"Jika campuran terlalu rich, maka busi akan berwarna hitam pekat terkadang masih meninggalkan bahan bakar. Jika campuran terlalu lean, makan busi akan berwarna putih tanda kekeringan kurang bensin," terang Indra Wijaya, tuner Sigma Speed di kawasan Pancoran, Jaksel. Itulah 3 kode warna dasar pembakaran busi.

"Busi yang nyala apinya sudah kurang baik dapat menyebabkan kendaraan sulit dihidupkan. Jadi sebaiknya mengganti busi secara berkala semisal 10.000 km," ujar David Ahie, punggawa Top Speed Motor di bilangan Kedoya, Jakbar. Namun kalau dari pabrikan sudah mengadopsi busi jenis iridium, maka umur pakainya dapat mencapai 100.000 km.


 
Tes menggunakan multitester, angka yang tertera biasanya berkisar mulai 1.000 Ohm sampai 1.500 Ohm

Celah busi juga perlu diperhatikan. Gunakan feeler yang tepat untuk mengukurnya. Celah busi mulai dari 0,8 mm hingga 1,2 mm, tergantung spesifikasi pabrikan kendaraan.

Jika mau tes tahanan pada busi. Siapkan multitester digital. Posisikan pada penghitungan Ohm. Kalibrasi sebelum digunakan dengan cara menghubungkan kabel positif dan negatif kurang lebih 2 detik. Kemudian hubungkan kabel negatif ke kepala busi, sedang kabel positif ke elektroda busi. Boleh saja dibalik tidak masalah. Biasanya dari pabrik menunjukkan angka 1.000 Ohm hingga 1.500 Ohm.

Jika sudah lama digunakan tahanan bisa mencapai 500 sampai 600 Ohm. Jika tahanan semakin kecil bisa berdampak negatif pada ECU.

(mobil.otomotifnet.com)

Editor :

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa