Salah satu yang menjadi perhatian adalah pemasangan Water Methanol Injection (WMI) yang terhitung jarang dilakukan di mesin berbahan bakar bensin. “Gue pasang WMI kit ini karena mesin sudah diganti ke L15 dengan mengaplikasikan turbo, sehingga membutuhkan pendinginan lebih,” ungkap Andre, panggilan akrabnya.
Soal kemungkinannya untuk dipasang di mesin standar Brio yang L12 atau L13, Andre pun menjawab dengan diplomatis. “Tergantung kebutuhan. Bisa saja dipasang di mesin standar, namun efek yang didapat lebih sebagai peningkat oktan yang akan membuat mesin lebih bersih, meskipun kenaikan tenaga tidak akan signifikan,” sambungnya.
Untuk perangkatnya, ia menjatuhkan pilihan pada merek AEM. “Sebenarnya ada beberapa merek di pasaran seperti Snow Performance dan sebagainya. Namun kit dari AEM ini lebih mudah didapat,” tutur pemuda ramah ini.
Bagaimana dengan di mesin NA? “Lebih mengejar pendinginan suhu mesin, juga mencegah terjadinya ngelitik karena bahan bakar yang tidak mampu meladeni kompresi tinggi,” ujar pria yang baru 3 tahun menekuni dunia tuning ini.
Tentang pemasangan WMI di mesin bensin sendiri, Theodorus Suryajaya, bos REV Engineering ikut sumbang pendapat. “Pemasangan WMI ke mesin bensin memang memiliki manfaat, apalagi bagi yang telah mengusung turbo. Namun efeknya tidak seheboh di mesin diesel.
Di mesin bensin NA, kenaikan performa tidak begitu terasa. Hanya naik sekitar 2 dk, ” sebut Teddy, panggilan akrab tuner yang kebanjiran order menggarap diesel drag ini. Penasaran cara pasangnya? Nih coba lihat hasil ngoprek OTOMOTIF sama Andre. • (otomotifnet.com)
”Bila terpasang sebelum airflow akan mengakibatkan pembacaan sensor menjadi kacau dan mempengaruhi kinerja mesin. Sedangkan pemasangan yang terlalu dekat TB akan menyebabkan ruang bakar terlalu basah sehingga menyebabkan brebet dan larinya menjadi loyo,” papar pebengkel rumahan ini.
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR