Jakarta - Setelah sempat tengelam oleh mesin 4 silinder bahkan lebih, kini kejayaan mesin silinder ganjil tersebut kembali menyeruak. Mulai mobil dengan harga terjangkau sampai pada mobil brand premium.
Untuk kelas mobil terjangkau, si kembar Astra Daihatsu Ayla dan Astra Toyota Agya menggunakannya. Suzuki Karimun Wagon R juga demikian. Rata-rata pakai mesin 1.000 cc. Selain merek-merek tersebut masih ada lagi. Yakni New Mini 3 Door 1.5L, New Mini 5 Door 1.5L serta pendatang terbaru, BMW 218i Active Tourer.
"Ada beberapa keuntungan pakai mesin 3 silinder. Desain yang kompak, bobot yang enteng serta cost yang tidak terlalu tinggi," sebut Dennis Kadaruskan, Product Planning Manager PT BMW Group Indonesia beberapa waktu lalu.
Dikatakan lagi, dengan kondisi demikian, maka sangat cocok untuk dipakai perkotaan. Namun tidak menutup kemungkinan perjalanan luar kota juga menyenangkan.
Meski dengan 3 silinder, bukan berarti BMW dan MINI tersebut memiliki performa yang sama dengan varian LCGC. Sebab pada mobil-mobil tersebut terbenam mesin yang sudah teknologi pakai turbo dan direct injection. Untuk performa tak lagi diragukan.
Secara data, pihak BMW mengklaim untuk mencapai 100 km/jam dari posisi diam, BMW 218i hanya butuh 9,5 detik. Lebih cepat dibanding Toyota Corolla Altis dengan mesin lebih besar.
Dibalik keunggulannya, jelas tersimpan kerugian. Getaran pada mesin 3 silinder sangat terasa di Agya/Ayla serta Karimun. Namun di BMW serta MINI tidak terasa. "Jelas ada teknologi untuk itu. Baik di mesin maupun mounting mesin," jelas Dennis tanpa mau memperinci. (otomotifnet.com)
| Editor | : |
KOMENTAR