Berbagai indikator ekonomi mempengaruhi penjualan mobil, tidak terkecuali dengan segmen MPV. Lantas bagaimana nasibnya setelah melihat data penjualan Januari-Februari 2015 yang terus melorot dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jakarta - Pasar mobil tanah air sudah cukup lama mengenal MPV (Multi Purpose Vehicle). Segmen pasar yang tergolong kendaraan sejuta umat ini tentunya menjadi backbone para pabrikan. Termasuk didalamnya adalah segmen Low MPV (LMPV), Medium MPV dan Upper MPV. Kontribusi penjualan di segmen kendaraan keluarga ini cukup tinggi, oleh karenanya hampir semua pabrikan memiliki line up di segmen ini.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan di kuartal pertama (Januari-Februari) terdapat penurunan dibanding periode yang sama di tahun 2014. Yakni 58,849 unit, sedangkan tahun lalu mencapai 81,572 unit (lihat Grafik Perbandingan Penjualan 2014-2015). Hal ini tentu membuat gusar pabrikan serta dealer resmi. Berbagai strategi untuk menarik animo konsumen pun gencar dilakukan, salah satunya dengan memberikan diskon hingga gimmick-gimmick promosi.
Optimisme pasar pun ditunjukkan oleh pabrikan, walaupun prediksi Gaikindo penjualan tahun ini akan flat. “Untuk segmen MPV tetap optimis, mengingat segmen ini merupakan backbone yang akan terus menjadi mind market 5 hingga 10 tahun mendatang,” ungkap Widyawati Soedigdo, GM Corporate Planning & Public Relation PT Toyota Astra Motor.
Sesuai dengan demografi konsumen Indonesia yang lebih rasional terhadap value kendaraan. Maka cukup beralasan jika MPV akan tetap survive. “10 tahun lagi mungkin akan berbeda seleranya, dimana sarana transportasi umum sudah lebih baik. Maka konsumen Indonesia akan lebih memilih mobil yang lebih stylish,” lanjut Widyawati, seraya menyebut penjualan Toyota Avanza sebesar 12 ribu hinggu 15 ribu, serta Toyota Innova 4 ribu per bulannya. • (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR