Suhu kabin yang panas membuat semburan AC secara tiba-tiba malah berakibat fatal
Paparan sinar matahari ke bodi mobil harus lebih dipahami berpotensi menyebabkan kejadian fatal
Jakarta - Bak kisah tragis yang berulang, tiga bocah yaitu Hana (4 tahun), Naipah (5 tahun), dan Rani Sapitri (5 Tahun) harus kehilangan nyawanya justru saat sedang bermain. Tentu bukan sekadar bermain, namun ketiga bocah yang sedang lincah-lincahnya itu terjebak di dalam kabin mobil.
Mobil yang sedang diam karena rusak di pergudangan Muara Karang Timur, Jakarta Utara. Kalau sudah begitu, wajib hukumnya kalau harus ada kepedulian yang lebih tinggi lagi bahwa mobil yang diam sekalipun berpotensi mencabut nyawa. Apalagi kalau sudah terpapar panas matahari.
Suhu kabin mobil di bawah terik matahari sangat berbahaya
Itu karena kompartmen mobil yang diselimuti dengan suhu panas yang berpotensi mengakibatkan kadar oksigen menipis. Kalau oksigen menipis maka sirkulasi jadi ikutan minim. Apalagi anak kecil tubuhnya rentan dengan oksigen. Walaupun bukan berarti orang dewasa akan jauh lebih tahan dengan kondisi itu.
“Jika kondisi dan situasi ini dibiarkan dan ada makhluk hidup di dalamnya, dapat dipastikan kejadian fatal akibat kekurangan oksigen dan dehidrasi”, buka Jusri Pulubuhu, selaku Ketua JDDC (Jakarta Defensive Driving Consulting).
Ia menegaskan, kalau tahu mobil yang hendak kita masuki sudah atau bahkan sedang terpapar matahari tidak perlu terburu-buru masuk. Buka pintu atau turunkan jendela beberapa saat lebih dulu. Tidak lain itu agar kondisi sirkulasi oksigen di dalam kabin berada dalam kondisi normal dulu.
Melepas panas lewat buka jendela atau pintu untuk beberapa saat bertujuan melepas panas yang ada di dalam kabin. “Tunggu beberapa saat, setelah dirasa aman, baru masuk,” imbuh Sony Susmana selaku Ketua SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia). Nah, kalau sudah dianggap aman dan akan menjalankan mobil AC jangan dihidupkan.
Nyalakan kipasnya dulu untuk beberapa saat agar suhu kabin lebih rendah lagi. Suhu dalam kabin juga harus diperhatikan, “Tergantung dengan suhu di luar (kabin), musim panas di Indonesia kadang hingga 35-38 derajat Celcius, pada sebuah mobil yang masih dilengkapi peredam panas yang baik di ceiling roof-nya saja tetap membuat reduksi suhu ektrim usai mobil terpapar matahari tidak signifikan,” wanti Jusri.
TANGGUNG JAWAB TINGKAT TINGGI
Kendaraan adalah sebuah mesin, akan hidup atau bergerak karena dilakukan oleh pengemudi maupun pemilik. Apabila ada sesuatu yang berakibat buruk baik korban cEdera ataupun meninggal (umumnya kekurangan oksigen), itu menjadi tanggung jawabnya. “Untuk itulah pengemudi atau pemilik wajib melakukan perawatan dan penjagaan secara maksimal. Khususnya AC, mesin, knalpot, dan hal lain yang berkaitan dengan banyaknya kebocoran-kebocoran,” ungkap Sony juga.
Masih banyaknya orang tua yang membiarkan anaknya bermain di dalam kabin tanpa ada pengawasan orang dewasa. Itu adalah sesuatu yang berbahaya, ini yang disebut keteledoran dari orang tua yang tidak paham akan bahaya yang mengancam. “Pemilik atau pengemudi kendaraan harus bertanggung jawab penuh atas keselamatan, keamanan, kesehatan dan kenyamanan penumpangnya,” tutup Sony. • (otomotifnet.com)
ENAM MENIT YANG MEMATIKAN
Pada kenyataannya, suhu kabin yang ekstrim tidak butuh waktu lama buat mencabut nyawa seseorang. Dr. M. Adib Khumaidi Sp.OT menyebutkan bahwa,”Kondisi kekurangan oksigen atau disebut dengan hipoksia atau anoksia, jika sudah total kurangnya oksigen dalam tubuh manusia dapat terjadi dalam waktu 6 menit tergantung kondisi fisiologisnya.”
Pria yang berpengalaman menangani masalah emergency itu menyebutkan waktu yang lebih cepat bisa terjadi pada lanjut usia dan anak-anak. “Bisa kurang Dari 6 menit, logika sederhananya seperti seberapa kuat kita menahan nafas," paparnya.
Soal gejala kulit tubuh yang melepuh, itu disebabkan mekanisme yang disebut Thermoregulasi. Pada kondisi dimana suhu lebih dari suhu normal pada tubuh manusia yaitu 36-37 Celsius akan terjadi proses fisiologis melalui Thermoregulasi dalam tubuh sampai batas yang tidak bisa dikompensasi lagi. Hal itu akan lebih mempercepat kematian jika korban semakin banyak bergerak. Anjar
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR