Dengan lokasi yang cukup luas bahkan service area bisa berpindah mengikuti tiap SS (Special Stage) tentu membutuhkan usaha lebih untuk menyediakan petugas time keeper yang tersebar di beberapa titik, belum lagi faktor pengamanan lokasi yang kerap melintasi jalan warga sehingga butuh diawasi dengan lebih.
Ujung-ujungnya, tak murah membuat rally panjang seperti yang dialami IMI Pengda Sumut yang di 2012 menggelar 3 kali Kejurnas Rally. Berbeda dengan sprint rally yang cukup digelar area lebih kecil sehingga tak membutuhkan berpindah service area dengan jumlah SS yang separuh dari Rally.
Apalagi tahun 2012, Sprint Rally menyandang gelar Kejurnas dengan digelar di seri 1 di Dawuan, seri 2 di Binuang dan seri 3 di Hambalang (baca boks). Jauh lebih mudah menyediakan lahan yang lebih kecil dengan jarak lebih pendek, bahkan seperti Dawuan yang awalnya adalah kawasan lahan industri yang belum dibangun jadi ideal karena lokasinya bisa ditutup sehingga aman buat penonton.
Antusiasme menggelar Sprint Rally datang dari komunitas rally di Kaltim dan Kalsel karena mengombinasikan tantangan yang seru khas balap tanah tanpa harus menghabiskan waktu berhari-hari seperti rally panjang.
“Untuk 2013, kami ingin menggelar lagi Sprint Rally dan tentu tak menutup kemungkinan untuk rally panjang meski harus menambah panjang jalur,” kata HA Riszki Prayoga, pereli muda tim HRVRT dari Binuang Kalsel yang jadi tuan rumah putaran kedua Kejurnas Sprint Rally 2012.
Tentu hadirnya Kejurnas Sprint Rally akan menjadi pendamping buat seri nasional Rally agar makin banyak event rally di tanah air. Hitungan sederhananya jika di 2013 ada 3 pengda yang mau menggelar 3 seri rally panjang dan 3 seri sprint rally berstatus Kejurnas plus seri Kejurda di daerah masing-masing maka aktivitas pereli nasional akan cukup padat di 2013. Semoga lancar! (otosport.co.id)
| Editor | : | billy |
KOMENTAR