“Hal ini lebih dikarenakan posisi tangki aslinya yang berada lebih rendah. Tujuannya untuk mengejar center of gravity seimbang. Selain itu, posisi tangki juga menentukan distribusi bobot R25 sangat seimbang, yakni 50:50,” ungkap Dirgana dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Yup, ini merupakan upaya lain untuk membuat R25 mudah dikendarai untuk depan dan belakang. Sehingga Yamaha berani mengklaim handlingnya sangat sporty. Untuk mendapatkan distribusi bobot 50:50, bukan hanya dari konstruksi tangki dan rangkanya, tapi juga berkat aplikasi long asymmetric swing arm dan knalpot jenis mid ship muffler yang memiliki tabung besar tepat di bagian tengah kolong motor ini.
Selain mendukung keseimbangan center of gravity, aplikasi tangki rendah diakuinya berperan untuk menghindari desain tangki yang terlalu lebar. “Efeknya bodi semakin slim dan motor lebih nyaman dikendarai,” ujarnya.
Lalu desain slim dengan posisi di bawah juga diakui membawa handling lebih baik ketimbang tangki lebar. “Posisi yang rendah bisa mengurangi gejala ‘koclak’ saat bensin hanya tinggal setengah tangki yang mengganggu handling di kecepatan rendah,” jelas pria berkacamata ini.
Sebagai catatan, sebenarnya kamuflase tangki plastik seperti ini bukan barang baru. Di dunia MotoGP pun, banyak motor yang menggunaan kondom sebagai kamuflase desain tangki konvensional karena bentuk tangki aslinya yang tak umum. (motor.otomotifnet.com)
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR