Tapi, sekitar sebulan yang lalu, niatan buat membesut Ninja miliknya itu muncul kembali. Spontan saja motor kembali dibenahi demi menaikkan performa mesin agar siap turun balap. “Enggak ada ubahan ekstrim pada sektor mesin,” kata Suenk yang bercita-cita punya tim balap ini.
Singkat cerita, motor dibawa ke bengkel Eza Speed di Kemayoran, Jakarta Pusat. Dan, ubahan sederhana buat kail performa engine dimulai. Langkah awal yang dilakukan cukup mengganti piston bawaan dengan piston racing yang aplikasi satu ring seher. Yaitu, pakai merek Daytona. Diameter yang dipakai 62 mm. Itu artinya oversize 300.
"Yang penting pengapian, membran dan juga knalpot tetap standar. Kalau piston boleh besar sedikit,” jelas Suenk. Dengan hanya satu ring yang bergesekan dengan liner, friksi yang tercipta jadi lebih minim. Itu yang diharapkan Suenk. Minim friksi, kinerja naik-turun piston jadi lebih ringan.
Biar power bawah ikut terdongkrak, kepala silinder ikut dipapas. Tapi, tidak banyak. Cukup 0,3 mm saja. Bentuk kubah dan squish juga tidak diubah. So, murni papasan aja.
Lincahnya kinerja mesin belum lengkap jika tidak ditopang bobot ringan. Itu kata Suenk. Makanya, doi berani buat pangkas berat keseluruhan pacuan. Diawali lewat pangkas sasis. “Sasis ada yang dilubangi. Tapi, bagian yang dilubangi ini bukan bagian yang menurut kita vital,” jelas Suenk.
Permainan pangkas-memangkas juga dilakukan lewat penggantian part. Misalnya di sok depan. Peradam kejut Ninja fungsinya diganti oleh sok milik Suzuki satria FU150. Dimensinya yang kecil, bikin bobot makin ringan.
Malah pemangkasan bobot juga berlanjut ke teromol depan. Teromol Ninja yang justru banyak dipakai buat percantik roda depan malah diganti fungsinya pakai milik Yamaha Mio. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 50/80-17
Ban belakang : Eat My Dust 80/90-17
Velg depan : TK 1.20 X 17
Velg bekalang : Baros 1.85 X 17
Gas spontan : Yoshimura
Editor | : | billy |
KOMENTAR