Buat bermain di kelas FFA ini, Ninja yang terlihat sangar lewat kelir Hitam itu dibekali piston 66 mm. Piston aftermarket ini memiliki pin piston 17 mm. ”Mereknya KDX. Memang untuk Ninja 150,” sebut Muhamad Yusron Supriyanto selaku tuner tim Kickstart Baitech yang jadi tempat Chodox bernaung.
Dengan diameter piston yang besar, penyempurnaan lubang transfer juga ikut dimainkan. Apalagi, buat Ninja yang turun di kelas bebas alias FFA ini, Yusron juga mengandalkan karburator gambot. Yaitu, Keihin PWK Sudco 38 mm. Pilot-jet diseting di angka 60. Sedang main-jet 175.
Maka itu, lubang transfer ikut diperbesar. dibuat melbar 42,5 mm. Begitunya udara dan bahan bakar bisa lebih leluasa buat masuk ke ruang kruk as (langkah isap) buat nanti proses pembakaran. Begitu juga lubang bilas. Modelnya dibuat rata.
Tetapi proses tenaga yang dihasilkan, belum tentu sempurna jika tak diikuti pembesaran lubang exhaust. ”lubang ini saya buat modelnya trapesium. Ukurannya 74 persen dari diameter piston,” sebut tunner 32 tahun asal Magelang, Jawa Tengah itu.
Tapi jika dihitung dari lubang teratas exhaust hingga bibir atas silinder, sekitar 29,5 mm. Seperti kebanyakan tunner engine 2-tak, menurut Yusron bentuk trapesium paling tepat buat lubang exhaust. Mungkin karena setelah proses kompresi, gas buang jadi lebih mudah keluar.
Maklum, beberapa derajat setelah piston bergerak ke arah Titik Mati Bawah (TMB), lubang ini baru terbuka oleh piston. Jadi, ingin cepat-cepat keluar kali. Apalagi rasio kompresi bermain di 6,8 : 1.
Sebagai otak pengapian, Yusron mengandalkan CDI milik Kawasaki Ninja 150 RR tipe 1454 yang ditemani busi NGK tipe B9EVX. Oh ya, buat kejar power di putaran bawah, Yusron tetap andalkan magnet standar yang bobot awalnya 1,4 kg dibubut jadi 900 gram. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Eat My Dust 50/90-17
Ban belakang: Eat My Dust 60/70-17
Teromol belakang: Yamaha Jupiter
Knalpot : KDX Exhaust Concept
Busi : NGK B9FVX
Editor | : | billy |
KOMENTAR