Turun di kelas 155 cc rangka standar memang harus piawai meracik dapur pacu. Pasalnya di kelas ini banyak peminatnya lantaran termasuk kelas primadona dan motor juga bisa di pakai harian.
“Modalnya enggak sebanyak balap matik. Bikin banyak peminatnya,” ujar Tris Wahyudi, mekanik yang dikenal sebagai maestro knalpot produk lokal Jogja, Creampie.
Lantaran kapasitas mesin di batasi hanya sampai 155 cc Tris Wahyudi coba main aman, mengandalkan piston standar biar mesin awet. “Aku hanya ganti kruk as, pakai milik Ninja 150 RR agar kompresi primernya lebih padat,” lanjut mekanik bertubuh langsing ini.
Sesuai kebutuhan, buat mengail tenaga bawah, lubang buang tidak banyak dikerok. Hanya kena papas mata tunner 1 mm saja. “Cukup diporting halus karena masih pakai piston standar. Total lebar exhaust jadi 40 mm,” bilang mekanik yang workshopnya terletak di Jl. Wonosari Km 10, Dusun Tegal Sari, Jogjakarta.
Buat lubang transfer juga ikutan kena gerus. Solusi agar bahan bakar lebih tokcer masuk ke ruang bakar. “Hanya diambil 1 mm saja mengikuti ukuran exhaust,” lanjut pria yang kerap turun di ajang balap drag bike seputaran Jawa Tengah ini.
Kelar pada silinder, fokus kepala silinder untuk menaikkan kompresi. Biar terdongkrak, head dipapas 1,3 mm dengan kemiringan squish dibentuk sekitar 15 derajat.
Lantaran regulasi dibatasi hanya boleh pakai karburator standar, Tris hanya bermain spuyer. Main-jet pakai 160 sedangkan pilot jet dipasang 55. “Sengaja dibikin kering karena lokasi drag pinggir pantai, meskipun cuaca panas tetapi suhunya dingin,” lanjut Tris lagi.
Pengapian dipilih CDI yang non limiter. “Pakai CDI Suzuki RC, selain harga murah, umumnya CDI motor tua ini masih buatan asli Jepang yang lebih awet,” bilang mekanik yang masih mengandalkan koil standar bawaan motor. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Eat My-Dust 60/80-17
Ban depan: Swallow 50/90-17
Pelek: Excel Racing
Cakram depan: Suzuki Shogun
Handel rem: Variasi
Editor | : | billy |
KOMENTAR