Tangerang - Meski sebagian motormania menganggap Honda CS1 bentuknya ‘rada ajaib’, sebagian lagi justru mengacungkan jempolnya. Baik dari segi desain maupun performa. Tak heran bila motor crossover andalan pabrikan berlambang sayap mengepak tersebut tetap laku di pasaran.
“Performa standarnya lumayan mantap dibanding motor sekelas. Malah kalau tenaga dapur pacunya ingin ditingkatkan lagi, mudah saja,” bilang Tri, mekanik Ultraspeed di kawasan Jl. Cipto Mangunkusumo (Jl. H. Mencong), Ciledug, Tangerang, Banten. Antara lain mengganti saluran gas buang dengan jenis freeflow, lalu dikombinasi dengan menukar karburator pakai tipe skep langsung.
Soalnya pengabut bahan bakar bawaan CS1 mengusung jenis vakum. Karburator jenis ini bukaan throttle berdasarkan tingkat kevakuman di ruang bakar.
Sehingga dari segi respon buka-bukaan tenaganya dianggap kurang begitu cepat. Berbeda dengan tipe skep langsung (velocity monoblock/VM) yang bukaan throttle-nya langsung ditarik kabel gas.
Tapi tentu semua itu tergantung settingan karburatornya juga. Bila tepat, dijamin akselerasi motor bakal lebih responsif.
Oh iya, dengan dua kombinasi ini (knalpot dan karbu PE28) saja, sudah cukup membuat lari CS1 ente makin ngacir. Apalagi bila ditambah dengan CDI yang kurva pengapiannya lebih advance plus tanpa limiter atau limiter-nya lebih tinggi dari standar.
Pilihan karburator VM yang banderolnya cukup bersahabat di kantong dan mudah dalam hal penyettingan-nya yaitu Keihin PE28. Karbu ini bisa dibilang karbu sejuta umat. Banderolnya sekitar Rp 550 – 600 ribuan.
“Karbu ini spuyernya mudah dicari. Nyetting-nya juga enggak susah,” bilang Suar, mekanik Bintang Racing Team (BRT) di Cibinong, Jabar.
Cara mengaplikasikannya ke CS1 pun terbilang mudah. “Bisa plug and play. Karena diameter luar venturi yang ke intake manifold tak jauh beda dengan karbu bawaan CS1,” terang Suar yang mengaku sudah beberapa kali menerapkan karbu tersebut ke CS1.
Tapi memang panjang mulut venturi karbu yang ke intake hingga ke boot filter karburator lebih pendek beberapa mm dari karbu standar.
“Tidak masalah kok. Boot-nya masih bisa ditarik atau disambung dengan potongan boot lain,” timpal Tri.
Paling hanya perlu menyesuaikan kabel gas yang nanti akan dipasang di skep PE28. “Itu juga gak susah. Caranya, ujung kabel gas standar cukup dikecilin secukupnya pakai kikir. Atau bisa juga dipotong dulu, lalu dibentuk ulang pakai timah,” tambah Tri.
Sementara untuk settingan spuyernya, baik Tri maupun Suar sepakat menggunakan kombinasi 40/112 (pilot jet/main jet) buat mesin standar.
“Tergantung kondisi mesinnya juga serta ubahan yang dilakukan. Terutama pemakaian knalpot freeflow. Biasanya untuk pilot jet range-nya 40 – 42. Sementara main jet antara 110 – 115,” beber keduanya. (motorplus.otomotifnet.com)
“Performa standarnya lumayan mantap dibanding motor sekelas. Malah kalau tenaga dapur pacunya ingin ditingkatkan lagi, mudah saja,” bilang Tri, mekanik Ultraspeed di kawasan Jl. Cipto Mangunkusumo (Jl. H. Mencong), Ciledug, Tangerang, Banten. Antara lain mengganti saluran gas buang dengan jenis freeflow, lalu dikombinasi dengan menukar karburator pakai tipe skep langsung.
Soalnya pengabut bahan bakar bawaan CS1 mengusung jenis vakum. Karburator jenis ini bukaan throttle berdasarkan tingkat kevakuman di ruang bakar.
Sehingga dari segi respon buka-bukaan tenaganya dianggap kurang begitu cepat. Berbeda dengan tipe skep langsung (velocity monoblock/VM) yang bukaan throttle-nya langsung ditarik kabel gas.
Tapi tentu semua itu tergantung settingan karburatornya juga. Bila tepat, dijamin akselerasi motor bakal lebih responsif.
Oh iya, dengan dua kombinasi ini (knalpot dan karbu PE28) saja, sudah cukup membuat lari CS1 ente makin ngacir. Apalagi bila ditambah dengan CDI yang kurva pengapiannya lebih advance plus tanpa limiter atau limiter-nya lebih tinggi dari standar.
Pilihan karburator VM yang banderolnya cukup bersahabat di kantong dan mudah dalam hal penyettingan-nya yaitu Keihin PE28. Karbu ini bisa dibilang karbu sejuta umat. Banderolnya sekitar Rp 550 – 600 ribuan.
“Karbu ini spuyernya mudah dicari. Nyetting-nya juga enggak susah,” bilang Suar, mekanik Bintang Racing Team (BRT) di Cibinong, Jabar.
Cara mengaplikasikannya ke CS1 pun terbilang mudah. “Bisa plug and play. Karena diameter luar venturi yang ke intake manifold tak jauh beda dengan karbu bawaan CS1,” terang Suar yang mengaku sudah beberapa kali menerapkan karbu tersebut ke CS1.
Ujung kabel dikecilin biar bisa masuk ke skep PE28 |
“Tidak masalah kok. Boot-nya masih bisa ditarik atau disambung dengan potongan boot lain,” timpal Tri.
Paling hanya perlu menyesuaikan kabel gas yang nanti akan dipasang di skep PE28. “Itu juga gak susah. Caranya, ujung kabel gas standar cukup dikecilin secukupnya pakai kikir. Atau bisa juga dipotong dulu, lalu dibentuk ulang pakai timah,” tambah Tri.
Sementara untuk settingan spuyernya, baik Tri maupun Suar sepakat menggunakan kombinasi 40/112 (pilot jet/main jet) buat mesin standar.
“Tergantung kondisi mesinnya juga serta ubahan yang dilakukan. Terutama pemakaian knalpot freeflow. Biasanya untuk pilot jet range-nya 40 – 42. Sementara main jet antara 110 – 115,” beber keduanya. (motorplus.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR