Banyak pertanyaan muncul. Yaitu, soal
piston forging yang diaplikasi di tipe silinder blok biasa.
Apakah,
piston forging kekuatannya tetap melebihi piston gravity casting alias cor? Sehingga, mampu menerima tekanan lebih besar.
Sebenarnya, itu bisa saja dilakukan. Tetapi, butuh sedikit penyesuaian.
Artinya, enggak bisa langsung pakai. Menurut Junus Budi Sarojo, untuk aplikasi piston forging ke linner biasa, maka ovality dan tapper yang dimiliki piston harus lebih besar.
“Itu karena piston forging memiliki pemuaian panas lebih cepat,” ungkap pria yang menjabat sebagai Product Development Head di PT Federal Izumi Manufacturing (FIM).
Maksudnya ovality adalah bentuk keseluruhan diameter piston. Sedang tapper, bagian atas piston.
“Dengan ovality dan tapper yang besar, sehingga ketika menerima beban kerja, pemuaian juga akan lebih besar,” buka pria yang berkantor di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat itu.
Itu karena selama ini, piston forging lebih banyak dipakai di engine pacuan yang memakai sistem pendinginan cairan.
Nah, kalau di piston gravity casting atau piston cor, ovality yang terbentuk antara 0,12 hingga 0,25 mikron. Sedang di forging, bisa sentuh 0,2 - 0,45 mikron.
Dengan begitu, kemungkinan piston menggantung alias seret dengan liner jadi terhindarkan meski tanpa bantuan pendingin cairan di linner.
Toh, penyesuaian juga enggak sulit. Seperti yang dilakukan Felix Judianto di pacuan balap Suzuki miliknya.
"Sulit kalau hanya korter dengan hitungan mikron. Cara mudahnya bisa hanya dengan mengampleas halus bagian yang tebal," jelas pemilik tim Suzuki TOP1 BRT KYT IRC.
Bagian yang diampelas, misalnya; di dekat lubang pen piston. Lalu, bagian tapper. Buat clearance liner, Felix terapkan layaknya piston biasa. Ya, 0,03mm.
Tapi, kalau mau langsung geber, bisa 0,04mm.
Soal kekuatan antara piston dan liner, itu tergantung dari material piston yang diusung. Jadi, tak ada salah sau yang bakal aus duluan.
Oke dong!
KOMENTAR