Namun secara garis besar desainya mirip. Pertama dari ukurannya yang mulai panjang. Tidak seperti knalpot road race zaman dulu yang cenderung pendek.
Desain pipa saluran buang itu umumnya hampir sama. Dari leher kecil kemudian membesar secara perlahan sampai paling besar ketemu silencer. Mirip terompet atau biasa disebut sebagai pipa buang megaphone.
Dari hasil wawancara dengan pembalap, knalpot macam ini memberikan power lembut di putaran menengah bawah dan makin menggila di putaran atas.
Berikut knalpot yang sepakat MOTOR Plus daulat sebagai paling hot bulan ini
trenseter bukan follower
Pipa buang buatan R9 atau Racing Generation ini tidak mau kalau disebut sebagai follower. Dia lebih cocok disebut trenseter knalpot lokal.
Kata Sjafrie Ganie alias Jerry yang bos R9 itu, ini asli buatan anak negeri. DIbuat dari stainless steel. Dengan ciri silencer kebiruan.
Di MotoPrix seri-8 lalu, saluran buang ini dipakai pada Honda Supra X 125 Rey Ratukore dari Federal Oil Indoparts KYT BRT. Di QTT MP1 sanggup posisi kedua. Dipakai juga di Blade geberan Agus Bledug dari Honda Taruna Racing D2 NHK yang juara 3 di MP2.
Pipa buang ini dibuat untuk Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Di pasaran pihak BRT yang punya hak jual. Harganya sekitar Rp 850 ribu. Tim papan atas yang biasa datang atau pesan langsung di pabrik R9 di Komplek Citra Raya, Cikupa, Tangerang, Banten. Sudah didukung mesin lengkap skala industri.
Silincer oval dan bogel alias pendek
Tipe terbaru dari AHM Malaysia walau kedatangannya sejak beberapa bulan lalu. Dibuat dari stainless steel dan silencer oval.
Meski aslinya AHM identik dengan Yamaha, namun tersedia untuk Supra X 125, Blade dan Suzuki.
Salah satu pemasok atau pendatagnya yaitu Miekeel Tjahjanto yang bos MC Racing dari Jl. Kebon Jeruk IX, Kota, Jakarta Barat itu. “Sudah hampir habis 2.000 pieces,” jelas Miekeel yang menjualnya Rp 1,9 juta itu.
Di seri-8 MotoPrix baru lalu beberapa tim sudah memakainya. Seperti Supra X 125 Juni A.S. dari Honda MPM Aries Putra INK M150 Rextor. Knalpot ini juga dipakai di Yamaha Jupiter M. Zaki dari Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya. Zaki juara di dua kelas yaitu MP3 dan MP4.
Ada juga tim balap lain yang dikontrak Honda menggunakan knalpot ini. Namun malu-malu ditutup stiker nama tim. Kenape, Bro?
Mirip YY Pang Malaysia
Terus terang tapi tidak terang terus, Koh Yonk bilang ini seperti pipa buang buatan YY Pang Malaysia. Namun hanya beda merek.
Dibuat dari bahan besi galvanis yang sudah kena sentuhan krom. Namun silencer bagian luar dari bahan aluminium. Ukuran leher yang ketemu lubang buang pipanya punya diameter 28mm. Berarti dalamnya 26mm. Koh Yonk menjual knalpot ini seharga Rp 650 ribu dan masih bisa nego katanya.
Meski buatan lokal, hasilnya cukup meggembirakan. Diaz Kumoro Djati selalu terdepan di kelas MP1 dan MP2. Namun sayang di akhir lap yang MP1 magnetnya pecah dan MP2 kemasukan plastik di slang bensin. Namun masih tetap bisa tampil sebagai juara 2 di dua kelas itu. Salut.
Seperti AHM Lama
SND singkatan dari Sandi Agung, yang mantan pembalap asal Bandung, Jawa Barat itu. Pipa buangnya mirip sekali AHM Malaysia versi besi atau terdahulu.
AHM lama silencernya masih membulat dan tampilan karbon. Sandi membuatnya dalam dua versi. Untuk kelas 125 dan 110cc. Untuk yang 125 diameter dalam pipa 25,5mm, sedang yang 110 diameternya 23,5mm. Sementara panjang pipa 2 atau taper sama-sama 40 cm.
Untuk silencer ada dua versi. Versi biasa dibanderol Rp 450 ribu dan Rp 900 ribu untuk yang versi karbon. Hasilnya juga cukup menggembirakan, Asep Maulana dari Yamaha SND KYT FDR juara 1 di kelas MP1 dan MP2. Motornya kelihatan konstan dari lap awal sampai akhir.
Knalpot SND ini mungkin karena murah sangat disukai di daerah pinggiran atau kota kecil. Termasuk di luar Jawa macam Pelambang atau Lampung. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR