|
OTOMOTIFNET - Tak sedikit surat pembaca masuk ke redaksi curhat soal keanehan pada bagian CVT di skutik tunggangan mereka. Terutama mengenai kendala vibrasi yang muncul. Gak jarang pula yang menanyakan bagaimana cara perawatan yang baik dan benar sesuai ajuran pabrik, serta apakah komponen CVT-nya memiliki masa pakai tertentu atau tidak?
Nah, untuk menjawab semua itu, OTOMOTIF coba meminta penjelasan dari pakarnya langsung, yakni bagian technical service beberapa pabrikan motor Jepang yang mengeluarkan motor tipe ini. Begini jawaban mereka.
"Kebanyakan kendala vibrasi yang timbul, disebabkan oleh debu dan kotoran yang hinggap dalam ruang CVT. Debu atau kotoran itu bisa dari udara luar (terisap ke dalam ruang CVT), bisa pula akibat ampas hasil gesekan belt terhadap puli," terang Endro Sutarno, Technical Service Training Instuctor PT Astra Honda Motor (AHM).
Nah, untuk menghindari hal itu, bagian ruang CVT ini pada periode tertentu disarankan untuk dibersihkan. Sayangnya, masih banyak pengguna skutik yang tidak memahami anjuran ini. Ketika melakukan perawatan rutin ke bengkel, bagian CVT sama sekali tidak ikut diservis. Paling hanya sekadar ganti oli, bersihin karburator atau filter udara saja.
Padahal umumnya di buku pedoman perawatan yang biasa disertakan ketika membeli motor jenis ini, di dalamnya ada anjuran untuk melakukan servis bagian CVT pada periode tertentu. Apa mungkin buku pedoman itu gak pernah dibaca ya? Hayo ngaku! Hehehe.. Jadi, jangan heran ya kalau tiba-tiba muncul gejala vibrasi atau slip di komponen CVT.
Puli primer dan skunder mesti dilakukan pelumasan ulang pada periode tertentu untuk mencegah keausan |
Belt Wajib diganti berkala meski secara visual terlihat masih bagus |
"Di skutik Yamaha, servis CVT dianjurkan minimal setiap 10 ribu km," beber Muhamad Abidin, Manager Technical Departement Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI). Item servisnya, lanjut Abidin, bukan hanya membersihkan kotoran yang nempel. Melainkan juga meliputi pemeriksaan semua komponen CVT, serta memberikan pelumasan ulang pada beberapa komponen pakai grease khusus.
"Kalau pada produk Honda, anjuran dari pabrik servis CVT dilakukan setiap 8.000 km," tukas Wedijanto Widarso, Manager Technical Development Department AHM. Masih kata Pak Wed (sapaan akrabnya), di samping membersihkan bagian CVT serta mengecek kondisi komponennya, tiap 8.000 km juga disarankan untuk dilakukan penggantian oli girboks (gigi reduksi).
Selain itu yang perlu diingat, ada komponen CVT yang punya masa pakai tertentu. Yakni belt. Lantaran terbuat dari bahan campuran rubber, tentu lama-lama akan mengalami keausan (umumnya makin memanjang/melar). Nah, kalau sampai melar, efeknya akan membuat daya cengkramnya terhadap puli jadi melemah. Sehingga timbul lah slip.
Pada skutik berlambang sayap mengepak, komponen ini dianjurkan untuk diganti setiap 24 ribu km. Sementara untuk semua matik Yamaha, sarannya tiap 25 ribu km. "Walaupun secara visual terlihat masih bagus," tukas Abidin.
Namun baik menurut Abidin maupun Pak Wed, periodik penggantian itu juga tergantung cara berkendara serta kondisi lingkungan. "Kalau bawa motornya sering disentak atau daerah tempat tinggalnya banyak debu, umur belt bisa lebih singkat lo," terang keduanya.
Penulis/Foto: DiC / Salim
Editor | : | Editor |
KOMENTAR