OTOMOTIFNET - Di dalam buku servis besutan Yamaha Mio tertera, setiap kelipatan 3.000-4.000 kilometer atau 3-4 bulan harus datang ke bengkel resmi untuk mendapatkan servis gratis. Tapi, bagaimana jika kerusakan seperti jalannya tersendat-sendat atau nembak-nembak dari knalpot datang lebih cepat, dibanding jadwal rutin menurut buku panduan.
Inilah yang dialami Suryanto, pria ini kesal dengan kondisi Yamaha Mio Sporty keluaran 2009 miliknya. “Mio saya suka batuk-batuk di 3.000 rpm kayak kehabisan bensin dan sering terdengar suara tembakan dari knalpot, kenapa yah?” kata warga Kelapa Dua, Jakbar.
Menurut Dwi Angga, Kepala mekanik bengkel Yamaha Putera di Pos Pengumben, Jakbar. "Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya masalah itu. Bisa dari busi, choke, setingan angin dari karbu dan setelan klep."
Karena biang keladinya sudah didapat, langsung saja kita telusuri satu per satu sebagai pembelajaran. Pertama-tama adalah melihat kondisi kepala busi (gbr.1). “Kalau kepala businya berwarna hitam, dipastikan suplai bahan bakar berlebihan dan bila berwarna putih, maka bensin yang masuk ke ruang bakar kurang. Kalau begini, berarti ada yang salah di daerah lain,” ujarnya.
Gbr 1 | Gbr 2 |
Gbr 3 | Gbr 4 |
Langkah selanjutnya, cek kerenggangan klep meggunakan feeler gauge (gbr.2), setelan standar klep inlet diukuran 0,08 mm, untuk klep exhaust-nya pun sama 0,08 mm (gbr.3). Setelah seting ulang kerenggangan klep, pengecekan berikutnya pada ketinggian pelampung di dalam karburator dan setelan anginnya.
“Ketinggian pelampung karbu standar harus di 4,5 mm. Agar bensin yang masuk saat proses pengabutan sesuai kebutuhan mesin,” jelas Iko, mekanik bengkel Mulia Mitra Motor di Ciledug, Tangerang.
Ia menambahkan, kalau setelan angin cukup diputar 2,5 putaran ke kiri, setelah sekrup mentok dari arah kanan dengan obeng min. Bagaimana dengan choke?
Kebiasaan kita kalau menghidupkan mesin pertama kali, terkadang dibantu dengan choke. Tujuannya supaya mesin jadi haus bensin pada saat pertama kali hidup setelah lama berhenti. Tapi jangan lupa membalikkan ke posisi semula lagi. Jika tidak, tentu akan berakibat pada umur busi lebih pendek.
Nah, kalau semua hal tersebut sudah diterapkan dan penyakitnya tetap gak mau hilang gimana? “Coba Anda buka intake karbunya, di mulut intake terdapat O-ring seperti karet sil. Biasanya karetnya sudah getas atas rusak. Satu-satunya cara harus diganti,” kata pria ini sambil menunjukkan masalahnya (gbr.4).
Penulis/Foto: Pidav / Pidav
Editor | : | Editor |
KOMENTAR