Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Beda Pertamax dan Pertamax Plus, Bukan Sekedar 92 dan 95

Billy - Selasa, 24 Januari 2012 | 08:10 WIB
Beda Pertamax dan Pertamax Plus, Bukan Sekedar 92 dan 95
Dok.Motorplus
Beda Pertamax dan Pertamax Plus, Bukan Sekedar 92 dan 95

Beda Pertamax dan Pertamax Plus, Bukan Sekedar 92 dan 95
Dok.Motorplus
Beda Pertamax dan Pertamax Plus, Bukan Sekedar 92 dan 95

Selain Pertamax (P) sebagai bahan bakar non subsidi, Pertamina juga menjual Pertamax Plus (PP) yang kastanya tertinggi. Toh, sedikit yang tau bedanya. Kecuali bahwa nilai oktan PP lebih tinggi dari P. Yaitu, 95 untuk PP dan 92 untuk P. Warna P biru dan PP merah. Dan, harga PP lebih mahal.

Namun, sebenarnya gak cuma oktan, warna dan harga pembeda kedua BBM non subsidi ini. Karena, pada dasarnya, keduanya mempunyai kandungan aditif berbeda. Aditif ini untuk meningkatkan mutu bahan bakar tersebut.

"Dengan angka oktan yang lebih tinggi Pertamax Plus memiliki tingkat pembakaran yang idealnya lebih sempurna untuk menambah tenaga mesin," jelas Tomy Huang, bos Bintang Racing Team (BRT) di Cibinong, Jawa Barat.

Memang energi yang dikeluarkan PP jadi lebih panas dibanding P. Ini dikarenakan nilai oktannya yang lebih tinggi tadi. Kandungan PP 95 persen oktana dan 5 persen heptana, atau campuran molekul lainnya. Sementara P dengan kandungan 92 persen oktana dan 8 persen heptana.

Tinggi nilai oktan membuat semakin tinggi pula titik didihnya. Dengan semakin tinggi titik didih, pembakaran bisa lebih sempurna. Karena bahan bakar bisa dimampat hingga tekanan paling tinggi sebelum diledakan api dari busi. Sebagai hasil akhirnya, energi yang dihasilkan PP lebih tinggi dari P.

Tapi, karena itu pula,  panas yang dihasilkan dari pembakaran PP menjadi lebih tinggi. Efisiensi panas yang dihasilkan dari pembakaran lebih banyak. Sebagai hasil, "Idealnya, tenaga yang tercipta dengan memakai PP juga lebih besar dibanding P," sambung Tomy.

Nah, dengan oktan yang lebih tinggi pula, PP menuntut spek mesin dengan rasio kompresi lebih tinggi dari P. Jika P untuk rasio kompresi di atas 10 : 1, kayak mesin Suzuki Satria FU-150 dan Jupiter MX, maka PP mengharuskan kompresi lebih tinggi.

"Atau juga mesin dengan spek untuk balapan. Kerena PP bisa dipakai untuk mesin yang menerapkan rasio kompresi 12,5 : 1," jelas Tomy, yang percaya penggunaan PP untuk balapan nasional.

Meski begitu, PP tidak harus untuk motor standar harian dengan rasio kompresi standar 12,5 : 1. Rasio standar bawaan pabrik bisa menggunakan PP. Karena angka oktan 95 masih aman. Kecuali sudah diatas 100.   (motorplus-online.com)

Editor : Billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa