Lewat gelaran ini, kesenjangan antara teori dan teknologi terkini seakan semakin rapat. "Kalau di S1 lebih banyak teori, saya masih awam soal injeksi ini," aku Kiki, mahasiswa S1 Teknik Mesin UNRI.
"Senang sekali bisa menambah wawasan, sayangnya cuma satu hari rasanya masih kurang," lanjut mahasiwa semester 5 yang mengaku jadi tahu secara langsung komponen-komponen di mesin injeksi.
Dalam sesi teori, cara kerja teknologi injeksi benar-benar dikupas habis, bahkan dijelaskan semua fungsi sensor-sensor dan logika sederhana bagaimana injeksi bisa lebih ramah lingkungan.
Sedang untuk mahasiswa Diploma yang notabene lebih banyak praktek dan kerja lapangan juga seolah mendapatkan alat praktek baru. Apalagi workshop ini bukan sekedar buka-bukaan soal teori, tapi juga mengajak peserta belajar mendeteksi dan melakukan perbaikan ketika terjadi kerusakan pada sistem injeksi.
"Sebenarnya kita juga ada mata kuliah Perawatan, tapi sayang untuk praktek masih pakai motor yang menggunakan karburator," aku Aria, mahasiswa D3 Teknik Mesin. "Makanya pakai ini jadi enak, tahu lah sedikit-sedikit mesin terbaru," ungkapnya girang.
Makna berbeda juga diakui Ripal, mahasiswa D3 angkatan 2010. Buatnya ikut kegiatan ini justru seperti curi start. "Mata kuliah Perawatan seharusnya baru didapat pada semester 5, tapi ini lebih dulu belajar," ujar pria berperawakan kurus ini.
"Biar sebentar maknanya besar, nambah ilmu," tutupnya. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR