Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Jangan Salah Pilih Masker!

billy - Kamis, 8 Desember 2011 | 16:39 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Maaf, ini bukan masker untuk berkendara!
Sering dong lihat pengendara cewek pakai masker seadanya ketika berkendara. Para ladys memang lebih senang dengan corak masker warna-warni atau bentuk lucu. Tapi, mereka kurang memperhatikan soal tali pengikat masker.

"Masker berkendara punya fungsi menyaring udara berdebu dan polusi. Sebaiknya pilih masker yang bisa maksimal memenuhi kebutuhan itu," anjur dr. Susan Hendrini, spesialis bedah paru dari RS. Persahabatan, Jakarta Timur.

Karena udara di jalanan sangat kompleks, masker sebaiknya pilih yang benar dan nyaman. Bicara soal kenyamanan masker, banyak beredar di pasaran dibuat sekadar untuk menutup hidung. Penggunaan pengikatnya juga bervariasi. Untuk kenyamanan pengikat masker sebaiknya sampai bagian kepala. Tidak hanya sekadar dicantolkan pada kuping kanan dan kiri. Masker seperti ini tidak direkomendasi buat berkendara, juga boncenger.

Sebab mencantolkan karet di daun telinga, kelamaan akan mengakibatkan kuping terasa seperti ditarik ke depan. Ditambah lagi ditutup helm. Makin tambah penderitaan pemakainya. Efeknya mengganggu konsentrasi berkendara.

"Kenyamanan buat pengendara sangat penting. Karena kenyamanan mempengaruhi konsentrasi saat berkendara," papar Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Di pasaran model masker dengan pengikat berupa tali melengkung di sisi kiri-kanan cukup banyak. “Ini yang tidak kurang direkomendasikan. Pilih model tali yang menyambung dari sisi kiri ke kanan. Sehingga bisa dipakai mengikat seluruh bagian kepala bukan hanya telinga.”

Dokter Susan menambahkan, masker dengan kain biasa atau yang biasa dipakai di rumah sakit sangat tipis. "Dan itu juga cuma hanya untuk sekali pakai. Nggak bisa lama. Kalau untuk berkendara, mending pilih yang agak tebal. Yang memang berfungsi sebagai filtrasi, termasuk memfilter bahan kimia sisa pembakaran di jalan," tambah dokter satu putri ini.

Jadi nggak sekadar menutup hidung dari debu. Pengikat dan bahan yang difilter juga menjadi pertimbangan dalam memilih masker. Sementara kalau mau pilih pengikat masker, pastikan yang agak lebar dan juga sudah dilapis kain. Sehingga saat dipakai, karet tidak akan langsung menekan ke kulit kepala, tetapi ada pelapis kain itu.


Masker hitam mengurai bahan kimia hasil pembakaran
Masker Mengandung Karbonaktif
Masker berbahan kain biasa atau konvensional, sekadar bisa menyaring debu selama di jalan. "Selain menya­ring debu juga menyaring sisa pembakaran," buka dr. Susan Hendrini, spesialis bedah paru dari RS Persahabatan, Jakarta Timur.

Masker kain yang karbon aktif bisa menahan udara polusi di jalanan dibandingkan kain biasa. Biasanya masker yang mengandung karbonaktif berwarna hitam. Tapi ingat, karbonaktifnya umumnya tipis. Sehingga punya batas kadaluarsa. "Apalagi kalau sering dicuci dengan sabun, karbonaktif bisa rusak atau bahkan hilang," tambah Drs. Sunardi, M.Si dari laboratorium Afiliasi FMIPA, Universitas Indonesia.

Di beberapa pedagang variasi masker jenis ini bisa dengan mudah didapat. Cirinya ada tulisan kandungan karbonaktif disertai persentase kadar. Harganya sekitar Rp 50 ribuan. (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa