Mark Widjaja. Sempat ‘diuji’ di markas Daihatsu Jepang selama 2 tahun
Penyuka lantunan musisi jazz Bubi Chen itu memang sejak kecil mengaku menurunkan bakat almarhum sang ayah. “Bapak saya dulu pengusaha karoseri. Beliau sering menggambar mobil dan suka dengan musik. Ini bakat yang menurun ke saya,” ujar lulusan ITS-Industrial Design Product tahun 1998.
Sebagai Styling Designer ADM, Mark kini dipercaya untuk menampilkan desain mobilnya dengan skala penuh di IIMS lalu. “A-Concept ini Inspirasinya simply mengacu kepada style, most of the Indonesians,” tutur lajang yang bergabung dengan ADM sejak Juli 2003 itu.
Lantas, bagaimana ia memandang dunia desain otomotif Indonesia? Bagaimana pula impiannya dalam dunia desain otomotif tanah air? Berikut petikan perbincangannya.
OTOMOTIF : Anda sebut A-Concept merupakan desain murni Indonesia, apa dasar pembuatan dari mobil itu?
Mark Widjaja: Iya, ini memang buatan saya. Waktu penciptaannya sekitar 3 bulan. Konsep dasarnya, karena mobil kecil semakin menjadi tren dan kebutuhan bagi orang Indonesia. Makanya kami menawarkan konsep stylish outside, spacious inside.
Intinya lebih mendekatkan diri pada Indonesia. Inspirasinya simply mengacu kepada style, most of the Indonesians. Bagi orang Indonesia, sebuah mobil tak ubahnya seperti kita memilih pakaian, gadgets, furniture, dll. Well, seperti contohnya gadgets yang belakangan ini semakin mewabah di Indonesia, kebanyakan dari mereka, boleh saya katakan 90% memilih smartphone style yang mewakili beberapa keywords: lebih elegant, business like, ambitious, serious, modern, hardworker, less cute, apapun brand-nya.
Sebagai city car, saya lebih memilih A-concept adalah gen baru di kelasnya. Dia memliki desain yang lebih ‘matured’ dan elegan yang dipadu dengan aura sporty.
Isu utama yang sering terlontar soal mobil konsep adalah saat mobil itu diproduksi. Bagaimana menurut Anda?
Soal ini memang biasanya menjadi isu yang menarik untuk dibahas. Setiap desainer memang menginginkan mobil hasil desainnya diproduksi sesuai dengan apa yang sudah diciptakan. Tetapi memang perlu adanya kompromi-kompromi dengan bagian lain, seperti marketing misalnya.
Artinya, mungkin saja nantinya A-Concept saat akan diproduksi mengalami perubahan?
Bisa saja seperti itu. Tetapi, saya tak mau mencampuri bidang lain. Begini, sebagai desainer, saya akan mengerjakan bagian saya sebaik mungkin.
Bisa ceritakan, bagaimana sampai desain Anda yang terpilih untuk dijadikan mobil konsep Daihatsu?
Untuk desain ini, di Daihatsu ada semacam kompetisinya. Kompetisi diadakan untuk mencari desain mobil konsep apa yang cocok dengan taste Indonesia.
Kompetisinya tidak hanya di internal ADM, tetapi juga dengan para desainer mobil Daihatsu di Jepang.
Setelah desain jadi, kemudian diadakan semacam polling kepada karyawan Daihatsu. Baik karyawan lokal maupun overseas . Untuk menghindari bias, setiap konsep yang berupa gambar itu, tak boleh dibubuhi tanda tangan atau tanda khusus yang mengindikasikan desainernya.
nah, pada polling ini desain A-Concept yang saya buat, paling banyak mendapat respon positif. Sehingga, desain sayalah yang terpilih sebagai mobil konsep Daihatsu.
Secara umum, desain yang bagaimana menurut Anda disukai masyarakat Indonesia?
Menurut saya, desain otomotif yang diminati masyarakat kita itu lebih ke arah desain-desain Eropa. Mengapa? karena desain-desain mobil Eropa itu kebanyakan punya umur yang lebih panjang , bahkan bisa dibilang lebih panjang dari usia manusia.
Terus terang, saya pun juga terpengaruh desain-desain mobil Eropa. Secara umum, mobil-mobil Eropa itu punya desain yang tidak membosankan. Misalnya saja desain-desain Volkswagen. Baik untuk VW Beetle, tetapi yang lama ya, maupun desain-desain sedannya.
Nah, model-model yang seperti ini sepertinya memang cocok untuk masyarakat Indonesia. Lihat saja dari lagu-lagu lama yang kembali di putar dan ternyata disukai. Tentu saja, lagu itu sudah diubah aransemennya.
Buat Anda sendiri, desain seperti apa sih yang menarik?
Menurut saya secara personal, apa yang menurut orang kebanyakan sebagai simple design ataupun boring design itulah yang tidak cepat usang. Karena memang terbukti pada beberapa mobil dunia yang timeless design seperti VW Beetle, maksud saya The Original Beetle yang di Herbie movie, masih sangat eye catching sampai saat ini.
Sementara boring design dapat kita jumpai pada beberapa sedan eropa seperti Mercedes-benz 190E yang menurut saya best design, sementara ada beberapa mobil yang usianya jauh lebih muda namun terlihat usang. Well, simple is the best. Kata orang boring, namun saya menyukainya.
Lebih spesifik lagi, mobil apa?
Saat ini saya adalah orang yang sangat sangat super mengagumi Rolls Royce Ghost. Ia memiliki desain yang super simple, luxury, dan super classic juga.
Lihat saja, sementara mobil lainnya saat ini tengah membuat desain dengan side character line yang very dynamic, downward line, ia malah kebalikan. Ia memliki desain yang menurut saya cukup lazy. Garisnya upward dan semakin ke belakang semakin turun. Ini mengingatkan saya pada mobil-mobil zaman dahulu yang selalu memiliki bagian belakang rendah dan tentu saja berat.
Desain-desain apakah yang akan dipakai Daihatsu di masa depan?
Ke depannya Daihatsu akan berusaha untuk khususnya di Indonesia, dapat memenuhi kebutuhan orang Indonesia dalam hal desain sebuah kendaraan.
Menurut Anda, di masa mendatang, desain seperti apa yang akan diminati?
Well, yang pasti tren mobil ke depannya akan semakin konsentrasi pada aerodynamic untuk mendapatkan fuel consumption yang lebih baik. (mobil.otomotifnet.com)
Hasil karya
Mark Widjaja
1. 2007 Daihatsu Xenia Crossover Concept (Shanghai Motor Show)
2. 2009 Toyota bB (JDM) minor change (Radiator Grill design, Wheelrims design)
3. 2009 Toyota Rush/Daihatsu Be-Go (JDM) Daihatsu Terios/Toyota Rush (INA/EU) minor change (Front Bumper and rear Bumper design)
4. 2010 Daihatsu Move Custom (Fascia original design)
5. 2011 Daihatsu A-CONCEPT (fully designed: Exterior/Interior)
6. 2011 Daihatsu Premium CS (Minor change Ext/Int)
Editor | : | billy |
KOMENTAR