Apakah MPV yang dipasarkan oleh PT Toyota Astra Motor selaku ATPM mobil Toyota di Tanah Air ini ada kelemahan? Karena dari dua kasus di atas merujuk pada hal teknis yang ada di Kijang Innova.
“Bisa saja, apalagi kami sudah banyak memperbaiki sistem sirkulasi udara Innova yang dikeluhkan. Seperti bau asap yang masuk ke dalam kabin.” tutur Mr. X pemilik bengkel AC di Jakarta Barat.
Berdasarkan pengamatan atas kejadian-kejadian serupa, kemungkinan besar terjadi karena kebocoran sehingga asap gas buang dapat masuk ke kabin. Bisa kebocoran di sistem pendinginan ruang kabin (AC), knalpot atau mungkin juga melalui bodi.
“Kasus di Riau kita sudah tahu, tapi selama tidak ada permintaan dari pihak kepolisian atau konsumen, kita belum berani mendahului. Tapi kita sudah tugasin dealer Toyota di sana untuk mengamati. Kalau baca koran, pada dasarnya kalau gak ada jerrycan bensin di dalam, gak jauh dari gas buang,” beber Iwan Abdurrahman, technical department PT Toyota Astra Motor saat dihubungi via ponselnya.
Nah, untuk menjawab semua itu, kita akan coba menginvestigasi lebih detail secara teknis kenapa gas CO yang dijuluki sebagai silent killer ini bisa masuk ke kabin. Terutama di Kijang Innova.
Keep watching!
Analisis Dokter: Mengarah Ke Gas Buang
Penyebab utama kasus kematian penumpang di kabin Toyota Kijang Innova, bisa diduga karena korban sudah menghirup gas karbon monoksida (CO). Menurut Dr. Muherman Harun, pneumo dari RS. St. Carolus, Jakpus, seseorang yang telah menghirup gas CO bisa langsung mati lemas.
"Sangat sulit untuk mendeteksi gejala awalnya. Gejala yang dirasakan oleh orang yang menghirup gas CO, biasanya nafas terasa sesak kemudian langsung tertidur pulas dan tidak bangun lagi," urai dokter spesialis pernapasan & paru-paru ini.
Secara ilmu kedokteran, gas CO merupakan rival dari hemoglobin oksida (HbO) yang bertugas mengikat oksigen dan mengantarkan ke paru-paru, otak dan seluruh sel tubuh yang membutuhkannya.
Jika menghirup gas CO berlebihan, kandungan gas ini akan semakin banyak dan efeknya menghalangi hemoglobin darah yang mengikat oksigen dalam tubuh.
Dampak yang kemudian terjadi sesaat setelah menghirup gas CO, bagian otak dan sel-sel tubuh lain yang membutuhkan pasokan oksigen akan berhenti bekerja.
Pasalnya secara medis, jika lebih dari 8 menit tidak menerima pasokan oksigen mencukupi, otak berikut sel tubuh lainnya akan berhenti bekerja. Efek sampingnya akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang lain.
Sebagai panduan untuk mengetahui tanda-tanda keracunan CO bisa dikenali dari beberapa gejala seperti air mata dan air liur yang mengalir terus-menerus, batuk terus-menerus atau batuk tidak berdahak (batuk kering), sakit kepala atau pusing-pusing, perut terasa mual, sesak napas, tubuh lemas, kejang-kejang, warna muka merah semu dan Pingsan.
Nah.. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR