|
New York - Teknologi stater mobil tanpa kunci atau Keyless Ignition memang praktis, anda tinggal memencet tombol start pada dashboard, dan mengantungi kunci mobil atau menaruhnya pada konsol mobil.
Tapi ternyata, baru-baru ini beberapa produsen mobil di Amerika sedang menghadapi pemeriksaan terkait keamanan sistem Keyless Ignition yang diterapkan di mobil yang mereka pasarkan.
Penyebabnya karena kejadian tiga kematian, satu di New York dan dua di Florida yang diduga penyebabnya berasal dari teknologi Keyless Ignition tersebut.
Suatu malam di bulan Februari tahun 2009, Mary Rivera memarkirkan Lexus miliknya di garasi rumah di whitestone dan meninggalkan mobil tersebut dalam keadaan mesin menyala.
Hari berikutnya, saat anggota keluarganya pulang ke rumah, mereka menemukan Rivera pingsan di lantai kamar tidurnya. Begitu juga kejadian yang menimpa Ernest Codelia Jr, yang bahkan tewas di atas kasurnya.
Hasil otopsi menunjukkan darah semua korban dipenuhi karbon monoksida yang mematikan. "Mesin seharusnya sudah mati dalam periode tertentu, dan itu tidak terjadi pada mobil yang memiliki Keyless Ignition," ujar Nuh Kushlefsky, pengacara Rivera.
Kushlefsky dalam gugatannya menjelaskan, bahwa sistem pengapian Keyless Ignition melanggar standar keamanan Federal Amerika, karena pemilik dapat meninggalkan mobil tetap hidup bahkan ketika kunci berada didalam saku mereka.
Mengetahui salah satu mereknya diduga menjadi penyebab kejadian tersebut, Toyota bersimpati dengan keluarga yang terluka atau tewas tersebut, namun belum mengeluarkan pernyataan mengenai gugatan.
"Sistem kunci elektronik Toyota tersebut sudah sesuai dengan standar keamanan Federal Amerika dan menyediakan berlapis-lapis peringatan visual untuk mengingatkan pengendara," ujar pernyataan Toyota.
Di Indonesia, mobil Toyota yang menggunakan Keyless Ignition antara lain Toyota Yaris, Toyota Alphard, juga Toyota Camry. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR