Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Pelajaran Berharga Di Pertarungan Neraka

Editor - Kamis, 8 Juli 2010 | 08:50 WIB
No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET - Meski terpuruk di posisi belakang pada kejuaraan gokart WSK World Series di sirkuit Algarve, Portimao, Portugal yang berakhir (3/7) lalu, namun Philopaz Patrick Armand berhasil memetik pelajaran berharga bertarung dengan pegokart-pegokart ter­cepat di dunia.

Turun bersama tim Tony Kart Junior Racing, pegokart Indonesia itu berjuang melawan 34 pegokart lain dari 15 negara sejak babak penyisihan hingga final. Teriknya matahari musim panas di Portugal seakan mengokohkan pertarungan paling ketat di dunia itu sebagai sebuah neraka pembantaian.

PROBLEM SAAT LATIHAN

Tidak seperti kompetisi yang biasa diikutinya di WSK Euro Series, kali ini Philo, sapaan Philopaz mendapat tan­tangan sangat berat. Semua lawan-la­wannya adalah pegokart yang biasa me­ngua­sai kompetisi di Eropa. Sebut saja Max Verstappen, Robert Visoiu, Damiano Fiora­vanti, Giuliano Maria Niceta, Christian Soren­sen, Lucas Auer dan masih banyak lagi.

Meski baru 5 kali mencicipi kejuaraan di Eropa sejak awal tahun ini, namun Philo sudah bertekad berkompetisi di ajang yang dianggap neraka bagi pegokart pemula. Mungkin karena alasan itulah, banyak pemula di Eropa enggan mengikuti ajang ini. Modal juara nasional 2009 saja belum cukup untuk memuluskan Philo hingga podium.

Namun manajer tim Tony kart Junior Racing yakin ajang ini sangat bermanfaat buat pegokart pemula seperti Philo. "Di sini Philo dapat mengukur kemampuannya melawan pegokart lain yang kemampuan dan pengalamannya di atas Philo. Jangan­kan Philo, pegokart lain yang lebih ber­pe­ngalaman saja masih menghadapi per­saingan yang ketat," terang Paul Spencer.

Trek baru di Portimao ini juga agak menyulitkan adaptasi Philo. Karakter sirkuit menuntut skill mengemudi yang tinggi karena per­paduan antara tikungan high dan low speed serta trek lurus. Ditambah lagi dengan kontur naik turun. Kondisi itu pun diakui Philo, hingga sejak latihan resmi hari 1 (29/6), remaja 14 tahun itu bekerja keras bersama mekaniknya Ben Cooper mencari setting terbaik.

Setelah 2 hari sesi latihan resmi dan mencoba berbagai macam setting sasis, mesin hingga kaki-kaki, akhirnya Philo berhasil mencatat best lap 58,4 detik. Bahkan Philo yakin bisa mengukir 57 detik jika tak menemui masalah kelistrikan. "Motor starter rusak sehingga tak bisa melanjutkan sesi latihan. Kita masih akan coba beberapa settingan baru lagi sebelum lomba. Target latihan 58,3 detik," terang Budi Rusman, mekanik Indonesia yang menyertai Philo di tim.

Namun rencana tak sesuai harapan. Philo kembali didera masalah dengan keseimbangan gokart bagian belakang di latihan sesi ke-3. Disinyalir penyebabnya as roda sehingga diputuskan diganti. Toh, usai itu, catatan waktu tak kunjung membaik hingga akhirnya diputuskan mengganti sasis dan mesin. Menurut Budi, mesin bikinan Vortex yang dipakai memiliki spesifikasi yang lebih kencang sesuai karakter sirkuit kali ini.

Baru setelah serangkaian penggantian komponen itu, Philo mampu mengukir waktu lebih cepat di sesi warm up 1 jelang kualifikasi, yaitu 58,2 detik. Namun sayangnya pencapaian ini sudah telat, karena hampir semua lawan-lawannya juga mencapai progres waktu yang lebih baik, bermain di 57 detik. Tapi, sesi kualifikasi 3 babak musti dijalani untuk mendapat starting grid di babak prefinal keesokan harinya.

SEMPAT KE-17

Start dari posisi 26 di prefinal, membuat Philo harus berjuang berat. Namun Philo mampu start dengan baik dan berhasil menyodok hingga posisi 17. Beberapa kali ia bertahan dan berhasil menutup peluang lawan yang ketat menguntit di belakangnya.

Sayang, ketika sebuah peluang menyusul pembalap di depannya (Silva Diogo), Philo mulai tergoda. Di sebuah tikungan, Philo mencoba mendahului pegokart tim Tony Kart Portugal itu, namun tak berhasil. Philo terlihat terlalu memaksa masuk meski peluang menyusul tipis. "Saya sempat ditutup beberapa kali saat mau menyusul, akhirnya saya sundul," terang pemukim Dezensano, Italia itu.

Akibat manuver tersebut, Philo kurang konsentrasi hingga  membuka jalur pegokart lain mudah mendahuluinya. Tak hanya 1, namun sekaligus 3 pembalap di belakangnya langsung menyusulnya. Tak sampai 2 tikungan, seorang pembalap lagi kembali mendahuluinya. Lawan-lawan di belakangnya memang sudah beberapa lap menguntit dan menunggu Philo melakukan kesalahan. Pupuslah harapan start dari posisi tengah di sesi final.

Ketatnya pertarungan inilah yang belum bisa didapat di kompetisi Tanah Air bahkan tingkat Asia Pasifik sekalipun. Kesalahan yang dilakukan Philo memang hanya sedikit, namun itu menimbulkan kerugian yang sangat besar. Di sini, hampir sepanjang balapan jarak antarpegokart sangat rapat, jarang ada yang melejit sendirian di depan. Salah sedikit, serombongan pembalap akan langsung menyusul. Dari posisi 17, Philo langsung terpuruk ke urutan 22 hanya 2 lap sebelum lomba 13 lap berakhir.

Philo pun mengakui kesalahannya dan menjadikan momen ini sebagai pelajaran berharga. Maklum, selama ikut 5 kali balapan kelas KF3 di Eropa sebelumnya, putera Max Armand dan Jennifer Supit ini belum pernah terlempar di urutan belakang.

Di sesi final, Philo sudah mulai belajar. Ia terlihat lebih sabar menunggu peluang untuk menyodok ke depan. Pun di tikungan, ia jauh lebih baik menutup peluang pegokart lawan untuk menyusul. Bahkan di beberapa tikungan ia sempat fight dengan Chaves Henrique. Meski Chaves sempat menyusulnya, namun kemudian dibalas kembali di tikungan berikutnya.

Toh, posisi start di belakang mem­buatnya sulit menerobos lawan-lawan di depan. Terlebih sejak lap 9 dari 13 yang direncanakan, keluar bendera kuning dan tanda tak boleh menyusul karena terjadi kecelakaan di tikungan 1. "Padahal saya sudah bersiap-siap buat menyusul begitu balapan dimulai lagi," keluh Philo. Akhirnya Philo hanya mampu finish ke-27 dari 33 pegokart. Namun karena Lucas Auer kena penalti, posisinya naik menjadi 26.

Hasil ini memang jauh dari ideal namun mengingat keikutsertaannya un­tuk menambah pengalaman, Philo te­lah mencapai tujuannya. Pertama, ia me­latih mental bertarung langsung dengan pe­gokart papan atas. Kedua, ia belajar men­cari setting maksimal dalam waktu cepat di trek baru yang susah ditaklukkan. Ketiga, ia belajar atas kesalahan yang dibuatnya sendiri.

Seri kedua WSK World Series akan bergulir ke New Jersey, Amerika Serikat awal Agustus mendatang. Philo pun bertekad berlatih lebih keras selama jeda waktu di Italia. Akankah Philo mampu memberi kejutan di sana?

Hasil lomba
1. Robert visolu Morsicani Racing Tony Kart/Vortex/Dunlop -
2. Max Verstappen CRG SPA CRG/Maxter/Dunlop +0,181
3. D.Fioravanti Morsicani Racing Tony Kart/Vortex/Dunlop +0,492
..................
26. Philopaz A. Toni Kart Junior Tony Kart/Vortex/Dunlop +8,376
Klasemen pembalap
1. Robert visolu 63
2. Max Verstappen 60
3. D.Fioravanti 45
4. Christian Sorensen 35
5. Dennis Olsen 28
..............
18. Philopaz A. 18


Penulis/Foto: Bim / Bimo

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa